SUKABUMI, iNews.id —Seorang penderita bernama Ipin membutuhkan perhatian dan uluran tangan. Dia hidup sengsara di dalam gubuk reyot berukuran 2x2 meter di Kampung Bantarmuncang RT 01/07, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Ipin sering diberi bantuan makan para tetangganya. Dia sudah 5 tahun menempati gubuk yang terbuat dari bahan-bahan bekas rumah ayahnya yang roboh karena dibiarkan tak terurus.
Gubuknya menjadi tempat berlindung dari sengatan terik panas matahari dan basahnya air hujan walaupun berdiri di atas tanah milik orang lain. Selain sempit, gubuk tersebut dikhawatirkan roboh ketika diterjang angin kencang dan hujan deras, karena dibangun dengan ala kadarnya.
Salah satu tetangganya, Gofar (35) menceritakan, Ipin dulunya tinggal bersama neneknya di daerah Cibatu. Namun, setelah neneknya meninggal, Ipin dibawa sama ayahnya tinggal dalam gubuk tersebut. Akan tetapi karena sering cekcok, akhirnya ayahnya pindah rumah namun lokasinya masih dalam satu desa.
"Dulu Ipin sempat bekerja sebagai pemungut barang bekas, namun entah kenapa kini ia tidak lagi bekerja dan setiap harinya hanya berkeliling untuk meminta sesuatu. Kemampuan kognitif Ipin yang kurang awas juga membuat warga sulit untuk berkomunikasi dengannya," ujar Gofar kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (12/7/2022).
Warga lain, Muhtar (35) mengatakan Ipin mudah tersinggung, tidak jarang pula mengamuk, namun warga memaklumi dengan kondisinya. Selain sulit untuk diajak berkomunikasi, Ipin juga mengidap epilepsi.
"Untuk makan sehari-harinya Ipin ikut sama tetangga yang memberinya makan. Harapannya, bapaknya bisa kembali membimbing, ngurus dia lagi, karena bingung juga kalo dibuat rumah di sini itu kan tanahnya milik orang lain, takutnya tidak diizinin," kata Muhtar.
Sementara itu, Camat Cibadak Lesto Rosadi mengatakan, berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh pihak kecamatan, bahwa Kondisi fisik Ipin tidak sempurna semenjak bayi mengalami kecelakaan sehingga tulang belakangnya bermasalah (bungkuk). Selain itu mental Ipin pun perlu adanya pendampingan karena diajak komunikasi tidak nyambung.
"Terkait tempat tinggal Ipin di saung, itu karena keinginan sendiri, pihak keluarga pun sudah sering membujuk untuk tinggal bersamanya. Tapi Ipin tidak mau. Ipin sering menemui bapaknya yang tinggal di saudaranya yang masih satu desa," kata Lesto dalam keterangannya.
Untuk sementara, lanjut Lesto, pihak pemerintah Desa Sekarwangi akan membuatkan KK dan KTP dan melaporkan ke pihak-pihak terkait untuk dikoordinasikan agar mendapatkan perhatian.
Editor : Eka L. Prasetya
Artikel Terkait