SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Upacara Seren Taun merupakan sebuah tradisi dan adat yang berasal dari masyarakat suku Sunda, Jawa Barat. Seren taun ini memiliki 6 ritual yang dirayakan tiap tanggal 18-22 Rayagung menurut kalender Sunda.
Seren Taun merupakan perayaan tahunan yang diadakan oleh masyarakat Sunda sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Setelah itu, Seren Taun juga terjadi setiap tahunnya, banyak masyarakat yang menantikan upacara adat ini.
Upacara ini juga memiliki makna spiritual dan keagamaan, serta merupakan bagian penting dari budaya Sunda.
Upacara Seren Taun
Upacara adat ini berlangsung meriah dan semarak di desa-desa adat Sunda. Upacara seren taun merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Sunda. Seren taun ini adalah sebuah upacara adat yang diadakan setelah panen padi.
Istilah dari seren taun berasal dari bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, sedangkan taun yang artinya berarti tahun. Oleh karena itu, seren taun artinya mempercayakan tahun yang lalu kepada tahun yang akan datang sebagai penggantinya.
Dalam konteks kehidupan tradisional masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan sarana satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dihasilkan pada tahun ini, sekaligus berharap agar hasil pertaniannya semakin meningkat di masa yang akan datang.
Tujuan dan Tanggal Seren Taun
Seren taun bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur dan syukur masyarakat sunda atas hasil panen yang melimpah.
Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk berdoa memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Seren taun juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mendekatkan diri dan menjalin tali persaudaraan.
Seren taun mulai berlangsung pada tanggal 18-22 Rayagung, sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender Sunda.
Bilangan 22 dimaknai sebagai rangkaian bilangan 20 dan 2. Padi yang ditumbuk pada puncak acara sebanyak 22 kuintal dengan pembagian 20 kuintal untuk ditumbuk dan dibagikan kembali kepada masyarakat dan 2 kuintal digunakan sebagai benih.
Bilangan 20 juga merefleksikan unsur anatomi tubuh manusia.
Ritual Upacara Seren Taun
Selain upacara sakral, juga digelar kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan tersebut merupakan hubungan antara manusia dengan tuhannya serta dengan makhluk lain atau alam baik melalui kegiatan seni, pendidikan, dan sosial budaya.
Seren taun biasanya diawali dengan prosesi warga desa menuju ke lokasi upacara. Di tempat upacara, masyarakat akan berkumpul dan melakukan berbagai ritual, seperti membakar kemenyan, berdoa, dan memotong hewan kurban. Setelah upacara selesai, masyarakat akan berkumpul untuk makan bersama dan merayakan.
Upacara ini berlangsung rutin setiap tahun dan mempertemukan seluruh warga desa, dan diikuti rutin mulai dari anak-anak hingga orang dewasa untuk mengikuti ritual ini. Seren taun ini berlangsung meriah di desa-desa adat sunda.
Ada beberapa ritual yang selalu dilaksanakan tiap upacara Seren Taun, diantaranya:
1. Tari Buyung = tarian adat sunda yang mencerminkan masyrakat sunda dalam mengambil air,
2. Pesta Dadung = upacara sakral masyarakat dilaksanakan di Mayasih yang merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan antara positif dan negatif di alam. Jadi pesta dadung merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan alam agar hama dan unsur negatif tidak menggangu kehidupan manusia.
3. Ngamemerokeun = upacara sakral didalam tradisi Sunda Wiwitan yang masih dilaksanakan di daerah Kanekes (Baduy). Upacara ini mempertemukan dan mengawinkan benih padi jantan dan betina.
4. Tarawangsa = seni yang berasal dari mataram kira-kira abad ke XV, seni Tarawangsa disebut juga seni jentreng, menginduk kepada suara kecapi, juga ada yang menamai seni ngekngek, menginduk kepada suara tarawangsa. Mula-mula yang dipentaskan hanya tabuhan kecapi dan tarawangsa saja, tapi disertai penari, agar lebih menarik akhirnya Tarawangsa dilengkapi dengan tarian-tarian sederhana yang disebut tari Badaya.
5. Tari Pwah Aci atau yang lebih dikenal dengan Dewi Sri merupakan tokoh yang telah melegenda dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat agraris khususnya tatar sunda. Tari Pwah Aci merupakan salah satu seni tari spiritual yang di dalamnya tersirat ungkapan rasa hormat dan bhakti kepada Sang Pemberi Hidup melalui gerak dan ekspresi.
6. Seribu Kentongan = acara penutup rangkaian acara di bukit Situ Hyang. lebih dari 1000 orang terdiri dari masyarakat dan anak-anak sekolah serta seluruh peserta pendukung rangkaian acara seren taun menuju Paseban Tri Panca Tunggal ditutup dengan 10 orang rampak kendang.
Dimulai dengan pukulan induk oleh Ketua Adat kemudian diikuti oleh ribuan peserta. Ini memiliki makna bahwa kentongan awi ( Bambu ) memiliki arti kita harus senantiasa ingat dan eling pada asal wiwitan atau hukum adikodrati yang menentukan nilai kemanusian dan kebangsaan.
Komunitas yang masih mempertahankan tradisi Seren Taun ini ada di Desa Sirna Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Di desa ini didirikan tiga komunitas masyarakat yang terbentuk pada kasepuhan. Ketiga Kasepuhan tersebut yaitu Ciptagelar, Sirnaresmi dan Ciptamulya.
Upacara disini masyarakat telah menjadi sebuah hajatan kampung karena hampir semua warga di desa ini berpartisipasi dan menghormati dan merayakan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun ini.
Nah itu dia upacara seren taun, tradisi khas suku Sunda berserta 6 ritualnya yang selalu dilakukan tiap tanggal 18-22 Rayagung. Ini merupakan contoh luar bisa tentang bagaimana budaya lokal di Indonesia merayakan hubungan mereka dengan alam dan keberhasilan dalam pertanian.
Hal ini sekaligus menjadi peluang untuk mempertahankan dan mewarisi nilai-nilai budaya tradisional secara turun temurun.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait