Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen
GUSTI Allah SWT mboten Sare, alias Tuhan Yang Maha Kuasa Tidak (pernah) Tidur, Demikian kalimat yangsering saya pakai untuk penulisan Artikel sejak lama, karena sebagai Ummat Manusia kita selain memiliki hubungan antar manusia, Habluminannas, juga hubungan denganNya selaku Sang Pencipta, HabluminaAllah. Inilah dua konsep penting dalam Agama Islam yang berkaitan dengan hubungan antar manusia dan manusia dengan Allah SWT.
Keseimbangan antara kedua konsep ini penting untuk mencapai kesempurnaan dalam menjalankan ajaran agama Islam. HabluminAllah (hubungan dengan Allah SWT) mencakup segala bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah, seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan berdoa. Ini adalah bentuk pengabdian dan penyembahan kepada Sang Pencipta. Sedangkan Habluminannas (hubungan dengan sesama manusia) mencakup interaksi sosial, etika, dan perilaku baik terhadap orang lain. Ini meliputi saling menghormati, tolong menolong, menjaga silaturahmi, dan berlaku adil terhadap semua orang.
Umat Nasrani yang menganut Agama Kristen (Katholik dan Protestan) juga memiliki konsep Kasih kepada Tuhan dan sesama, ada dasarnya dalam Injil: di Surat Matius 22:37–39 dimana ada Kasih kepada Tuhan dan Kasih kepada sesama. Dikenal dengan istilah Imago Dei (Citra Allah), Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga menghargai sesama adalah bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta. Ada juga konsep Ekoteologi dan Pengelolaan Alam, manusia ditugaskan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (hubungan lingkungan).
Konsep ini juga dikenal oleh Masyarakat Hindu Bali sebagai "Tri Hita Karana" yang menekankan pada terciptanya keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan melalui tiga aspek utama: Hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan, Sang Hyang Widi Wasa), hubungan harmonis antar sesama manusia (Pawongan), dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan (Palemahan).
Ketiganya dilakukan secara harmoni dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Dewata tersebut.
Sedangkan Agama Buddha ada ajaran tentang harmoni yang mencakup tiga relasi Utama (mirip Tri Hita Karana), meliputi hubungan dengan Dhamma (kebenaran / kesadaran spiritual), kemudian hubungan dengan sesama makhluk hidup (mahluk manusia & non-manusia) dan hubungan dengan alam semesta / nature. Dikenal juga dengan Ajaran Cinta Kasih (Metta) dan Welas Asih (Karuna), Ajaran Buddha menekankan Metta Bhavana (pengembangan cinta kasih universal) terhadap semua makhluk.Jadi semua Agama mengajarkan kebaikan dan harmoni antar semua unsur yang ada di dunia sesuai ajarannya masing-masing.
Karena itulah Apapun Agamanya, setiap manusia pasti tidak akan bisa menghindar dari ketiga hubungan diatas, karena semua akan saling terkait, bersinergi, bahkan saling "berkomunikasi" diantaranya untuk saling "memberitahukan" apa yang terjadi diantaranya. Demikian juga dengan perkembangan kasus Ijazah Palsu yang akhirnya membongkar nama Profesor "P", mantan WaMenDes sekaligus Ketua Relawan "Sedulur Jokowi" ini dalam pusaran keterlibatannya.
Meski awalnya belum disadari keterlibatannya, namun Pengiriman WA (WhatsApp) bernada "intimidatif" tertanggal 06/05/25 lalu ke saya, kemudian dianalisis secara komprehensif oleh Pengamat Intelijen Kol (Pur) TNI Sri Radjasa Chandra MBA, kemudian Profesor "P" ini meminta maaf dan menyatakan "Pasrah" ke saya, setidaknya seperti menegaskan bagaimana konsep HabluminAllah-Habluinanas sampai ke Tri Hita Karana diatas, semua faktor seperti istilah "Mestakung" alias Semesta Mendukung, saling "bersinergi dan berkomunikasi"
Selain sudah saya tulis dalam 2 (dua) Artikel sebelum ini ("Temuan Pemerhati Intelijen: Ada Kaitan Profesor P, Mantan WaMen dan Relawan JkW dengan Pencetakan Ijazah Palsu di UPP" 23/06/25 dan "Profesor “P” Minta Maaf Mengaku Pernah Bisnis Di UPP Dan Waketum JoMan Mengaku Makan Siang Dengan Widodo" 25/06/25) ulasan ini sudah dibahas juga secara maraton di TV berita iNews ketika saya dikontak melalui Zoom secara Live kemarin youtu.be/I4OZdIPF3s0 dan hari ini diputar Statemen Video saya di youtu.be/HBgfGtcKRqA
Lebih lanjut peran Profesor "P" ini ditulis oleh Pengamat Intelijen melalui Artikel berjudul "Mengurai Jejak Paiman Raharjo di Pasar Pramuka Pojok" di indonesiawatch.id/mengurai-jejak-paiman-raharjo-di-pasar-pramuka-pojok/ yang dilengkapi dengan Foto Eksklusif Profesor "P" ini melakukan "Reuni" dengan para pelaku di UPP (Universitas Pasar Pramuka) dan dua Liputan khusus Sentana TV saat saya di UPP Kamis lalu : youtube.com/live/HfTZumuQHoo serta saat Pak Janes Siahaan "terjun langsung" ke orang-orang di UPP yang mengaku masih bisa membuat Ijazah Palsu hingga kini youtu.be/76T2UwV0TIM
Kesimpulannya, Bagaikan seperti sudah semua diatur olehNya diatas dan hanya tinggal menunggu kejujuran dari para pelaku yang sudah disebut, pihak-pihak yang sekarang sudah berani jujur untuk "speak up" seperti Beathor Suryadi dan Kol (Pur) TNI Sri Radjasa Chandra harus mendesak nama-nama seperti Profesor "P", Widodo, Denis, Andi Azwan Waketum JoMan (yang kemarin mengaku masih makan siang dengan Widodo), bahkan harus sampai JkW untuk diperiksa serius oleh Aparat dan seharusnya Polri bisa benar-benar Obyektif alias sesuai slogannya PRESISI sebagaimana yang dijanjikan oleh Kapolri minggu lalu.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait