SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Kabupaten Sukabumi dipilih oleh Plan International Kamboja dan Pemerintah Kamboja sebagai tempat pembelajaran strategi pencegahan perkawinan anak. Pemilihan atau reverensi ini berdasarkan dari Badan Pengadilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) yang menunjuk bahwa angka dispensasi perkawinan anak di dua Pengadilan Agama di Sukabumi mengalami penurunan dari 323 di 2020 menjadi 110 di 2022.
Selain itu sejak 2017, Plan Indonesia telah berkontribusi terhadap pencegahan perkawinan anak di Kabupaten Sukabumi, melalui program Yes, I Do dan Gema Cita.
Upaya tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah desa, sekolah, remaja, dan kaum muda, khususnya, dalam membentuk dan menjalankan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dan mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA).
Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, menyampaikan kegembiraannya terhadap kunjungan Plan International Kamboja bersama pemerintah Kamboja untuk melihat langsung pencapaian Plan Indonesia dan berbagai pihak di Sukabumi dalam mencegah perkawinan anak.
“Dalam tiga hari terakhir, kami telah membagikan pembelajaran dan belajar banyak dari pemerintah Kamboja serta Plan International Kamboja,” ujar Dini, Rabu (8/5/2024).
Secara lebih khusus, lanjut Dini, Plan Indonesia gembira bahwa program-programnya di Kabupaten Sukabumi dapat menjadi pembelajaran bagi penyusunan rencana aksi nasional pencegahan perkawinan anak di Kamboja.
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami yang turut hadir dan membuka kunjungan tersebut, mengatakan, perkawinan anak menjadi salah satu isu perlindungan anak utama yang harus diatasi di Kabupaten Sukabumi.
"Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi isu ini, terutama dalam rangka menciptakan SDM berkualitas. Kami merasa bangga dapat saling belajar dengan Pemerintah Kamboja dalam mencegah perkawinan anak," ujar Marwan.
Sementara itu Secretary of State Kementerian Perempuan Kamboja, H E Hou Samith mengatakan, kunjungan ke Indonesia merupakan bagian dari upaya membangun pengetahuan dan pengalaman di kalangan kelompok kerja teknis Kementerian Perempuan Kamboja dan kementerian terkait lainnya.
"Kami akan mereplikasi pembelajaran ini lebih lanjut dalam perumusan dan implementasi rencana aksi nasional kami mengenai pencegahan pernikahan anak dan kehamilan remaja setelah kunjungan ini," ujar Samith.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait