Selanjutnya, hal yang juga pantang atau sebaiknya dihindari pada tanggal 1 Suro hari ini adalah melakukan perjalanan jauh, karena berisiko besar. Beberapa kalangan tradisional menganggap tidak baik memulai perjalanan besar di bulan ini karena belum “bersih” batiniah. Oleh karena itu, kemarin wajar jika banyak yang berkomentar kurang positif melihat ada yang sebelumnya tampak sakit, mendadak nongol senyam-senyum tanpa sungkan menceritakan bahwa dirinya mau Vakansi alias liburan/plesiran dengan cucu-cucunya ke Bali.
Jelasnya, kemarin ada yang berangkat bersama istrinya bepergian (ke bandara) sekadar liburan menggunakan mobil Alphard Hybrid termewah seharga 2,5 miliar, NoPol B-1568-AZC. Sempat door-stop ditanya soal jadi daftar Caketum PSI, dijawab, "... Yang muda-muda saja ..." dan ketika didesak apakah sudah menyerahkan kepada Kaesang? Dijawabnya secara lamis, "... Semua kandidat ...". Link lengkapnya di YouTube Solo Times: youtu.be/ImmmaA2r_6c
Artinya, dalam masyarakat Jawa tradisional, seseorang yang "malah liburan" saat 1 Suro bisa dianggap "ora ilok" atau kurang eling (tidak menghargai nilai leluhur). Meski ini lebih kepada norma sosial budaya, bukan hukum agama, namun bagi orang yang selama ini terlihat sangat ingin dan mencitrakan dirinya selaku "Raja Jawa" tersebut memang terbilang cukup memalukan alias "durung nJawa", kata idiom tradisional, bahkan tidak salah kalau malah ada yang menyebut "durung dadi uwong."
Kesimpulannya, jika seseorang ingin menghormati budaya, ia bisa mengisi Tahun Baru 1 Suro 1959 Dal hari ini dengan doa, muhasabah, atau sekadar introspeksi diri akan perilakunya selama ini. Hari ini adalah momen sakral untuk menyucikan diri secara lahir dan batin, memulai tahun baru dengan hati yang bersih, menghormati leluhur dan semesta, menguatkan kesadaran spiritual, dan mencoba pengendalian diri—bukan malah cuma pamer mau vakansi atau sekadar liburan bersama Dinasti. Terwelu.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait