JAKARTA, iNews.id — Sinyal dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ganjar Pranowo dinilai sebagai bukti bahwa Jokowi ingin memainkan peran penting sebagai King Maker di Pilpres 2024. Sinyal dukungan itu disampaikan dalam acara Rapat Kerja Nasional V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 21 Mei 2022 lalu.
"Dengan memberi sinyal mendukung Ganjar, cukup jelas bahwa Jokowi ingin memainkan peran penting sebagai king maker, bukan hanya menjaga jarak dengan semua bakal capres," kata Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan kepada SINDOnews, Kamis (26/5/2022).
Dia mengatakan, peran king maker itu masih bisa dimainkan oleh Jokowi. Karena sebagai presiden, Jokowi masih mengontrol sumber daya kekuasaan dan ekonomi sampai Oktober 2024.
"Walaupun Jokowi sudah beri sinyal dukung Ganjar, itu belum menjamin Ganjar bisa maju. Karena keduanya dari PDIP, maka yang paling logis kan Ganjar maju sebagai capres dan cawapresnya juga dari PDIP," tuturnya.
Jadi, kata dia, salah satu opsinya adalah PDIP maju mencalonkan sendiri tanpa koalisi dengan parpol lain. Dia menambahkan, kalau Jokowi mampu mempertahankan para pemilihnya yang di luar PDIP melalui misalnya gerakan Projo untuk Ganjar, maka peluang untuk opsi tersebut memungkinkan.
"Kekuatan PDIP sebagai partai, digabung dengan figur Jokowi sebagai kekuatan personal, bisa membuat pasangan Ganjar Pranowo - Puan Maharani sesuatu yang mungkin," imbuhnya.
Namun, lanjut dia, bila opsi itu tidak mau diambil oleh PDIP, dan PDIP tetap mau maju berkoalisi dengan parpol lain dengan mengajukan Puan sebagai hanya calon PDIP, maka Ganjar dan Jokowi harus mencari beberapa partai lain yang belum punya calon.
Dia melanjutkan, entah kebetulan atau tidak, beberapa parpol pendukung Pemerintahan Jokowi sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB hingga saat ini terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Kita tahu bakal KIB ini tidak punya capres, paling jauh saat ini mereka punya bakal cawapres seperti Muhaimin dan Airlangga. Jadi, opsi yang tersedia bagi Jokowi adalah menjadi mak comblang memasangkan Ganjar menjadi capres KIB dengan cawapresnya berasal dari Golkar atau PKB," katanya.
Sebagai presiden yang masih berkuasa sampai Oktober 2024, kata dia, Jokowi masih punya sumber daya kekuasaan dan ekonomi yang cukup untuk memasangkan Ganjar dengan KIB. Selain itu, dia menilai Jokowi juga bisa mencoba opsi lain, yaitu memasangkan Ganjar dengan koalisi yang sedang diupayakan Partai Nasdem.
"Kita mendengar bahwa nama Ganjar juga diperhitungkan Nasdem sebagai salah satu bakal capresnya selain nama Anies. Jadi bisa juga muncul opsi memasangkan Ganjar - Anies atau Anies - Ganjar," pungkasnya.
Editor : Eka L. Prasetya