Evolusi Toyota Kijang Selama 45 Tahun, Cetak Sejarah Penjualan 2 Juta Unit

Keunggulan tersebut mendorong Toyota memproduksi Kijang tipe cab berlantai sebagai platform karoseri yang menjadi basis minibus. Sambutan positif diberikan masyarakat Indonesia yang mendambakan kendaraan minibus dengan harga terjangkau, praktis, perawatan mudah, daya angkut besar, dan aman. Selanjutnya, generasi kedua Kijang lahir pada 1981. Ini menjadi tonggak bersejarah dimulainya era Kijang sebagai mobil penumpang.
Toyota terus berinovasi yang berujung hadirnya Kijang generasi ketiga atau Kijang Super pada 1986. Kijang Super tampil lebih modern, dengan proses manufaktur lebih canggih yang diberi nama Full Pressed Body (FPB), sehingga memiliki kualitas lebih baik.
Kijang Super kembali mendapatkan improvement terkait proses perakitan bebas dempul dengan nama Toyota Original Body (TOB) pada 1992. Sebagai minibus bercita rasa sedan, Kijang Super begitu diminati sebagai mobil keluarga. Kijang mengalami evolusi besar pada desain dan semakin mengukuhkan posisinya sebagai mobil keluarga Indonesia dengan kedatangan generasi keempat Kijang Kapsul pada 1997.
Survey dan riset langsung ke lapangan membawa kesimpulan untuk menghadirkan Kijang baru dengan fokus pada kendaraan penumpang ketimbang niaga. Alhasil, desain membulat dan modern di eranya membuat Kijang semakin diterima pasar Indonesia.
Seiring dengan rekam jejak Kijang yang sukses membentuk pasar domestik, Toyota di menjadi pusat pengembangan model MPV bersamaan dengan program Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV) yang sedang berjalan.
Editor : Eka L. Prasetya