SUKABUMI, iNews.id —Para pelajar SMPN 2 Gegerbitung di Kabupaten Sukabumi ini memiliki semangat juang yang tinggi untuk tetap bersekolah. Patut diacungi jempol, luar biasa! Pada hari pertama masuk sekolah, mereka harus bangun lebih pagi dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki selama berjam-jam agar tiba di sekolah tepat waktu.
SMPN 2 Gegerbitung berada di Desa Ciengang lokasinya di pelosok dan perbatasan dengan wilayah Kabupaten Cianjur. Akses jalannya rusak dan dipenuhi bebatuan, memerlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan untuk tiba di sekolah.
Salah satu siswi SMPN 2 Gegerbitung, Janah (14) warga Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, mengaku harus berjalan kaki selama 1 jam lebih dengan jarak dari rumahnya ke sekolah sejauh 4 kilometer.
"Kalo ke sekolah jalan kaki satu jam, bareng sama temen-temen yang lain. Dari Kampung saya ada sekitar 10 orang yang sekolah di sini. Akses jalannya rusak karena kampung saya terkena bencana tanah bergerak, banyak rumah yang rusak termasuk rumah saya retak-retak," ujar Janah kepada MNC Portal Indonesia, Senin (18/7/2022).
Siswa yang lain, Dewi (14) warga Kampung Gunung Gombong, Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, juga berjalan kaki untuk sampai di sekolah. Tidak ada angkutan umum ataupun ojek, membuatnya terpaksa jalan kaki menyusuri hutan.
"Saya sudah terbiasa jalan kaki 3,7 kilometer ke sekolah, kurang lebih 1 jam dari rumah ke sekolah karena jalannya jelek. Dari Kampung saya hanya saya sendiri yang sekolah di sini, karena yang paling dekat hanya SMPN 2 Gegerbitung," ujar Dewi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Gegerbitung, Herawati mengaku berangkat dari rumah menuju sekolah dengan sepeda motor selama 2 jam. Kondisi jalan bebatuan menyebabkan dia tidak bisa memacu kendaraan dengan cepat.
"Kemarin aja ada guru di sini yang jatuh dari sepeda motor hingga tangannya bengkak. Jarak rumah saya ke sekolah sekitar 27 kilometer, kalo jalannya bagus mungkin bisa ditempuh dengan lebih cepat. Ini mah sudah jalannya lewat hutan dan perbukitan ditambah akses jalan bebatuan, jadi harus ekstra hati-hati takut jatuh," ujar Herawati.
Sebagian besar pengajar di sini, lanjut Herawati, rumahnya jauh dari sekolah. Bahkan ada yang rumahnya di Bandung dan menetap di sekolah. Semua cara dilakukan para pengajar demi untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Gegerbitung terus berjalan.
Editor : Eka L. Prasetya
Artikel Terkait