Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, kesiagaan BPBD dan relawan di Jabar tidak hanya dilakukan saat bencana terjadi, namun juga saat bencana diprediksi akan terjadi.
"Disebut siaga gak hanya kejadian ya, tapi kita perintahkan aktif di (grup) WA-WA-nya (untuk mengecek potensi bencana)," jelasnya. Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, mengecek kondisi cuaca kini harus menjadi kebiasaan. Terlebih, kondisi cuaca saat ini kerap tak bisa diprediksi.
"Nah budaya cek cuaca sekarang harus jadi budaya karena ekstremitas dari hujan hari ini tidak bisa diduga seperti dulu," tutur Kang Emil. Meski begitu, Kang Emil memastikan bahwa hingga saat ini, jumlah peristiwa bencana lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.
"Sampai hari ini jumlahnya lebih sedikit dari tahun lalu, per September jika dibandingkan. Mudah-mudahan sampai Desember gak ada yang lebih parah lagi," katanya. Diketahui, bencana tanah longsor di Jabar terakhir kali menerjang Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Selasa (13/9/2022).
Longsor terjadi saat hujan deras sekitar pukul 20.00 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang ditemukan meninggal dunia akibat bencana longsor ini, dan 28 kepala keluarga (KK) atau 88 jiwa terdampak terpaksa diungsikan. Longsor juga mengakibatkan 1 unit rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, 8 rumah rusak ringan, dan 23 rumah lainnya terdampak.
Editor : Eka L. Prasetya
Artikel Terkait