JAKARTA, iNewsSukabumi.id - Doa hubungan badan suami dan istri, atau doa malam pertama pernikahan, bukanlah sekadar rangkaian kata-kata semata. Melainkan di dalam doa yang diucapkan pada saat berhubungan badan tersebut, pasangan pengantin akan menerima paling tidak 5 berkah yang dianugerahkan.
dapun doa yang dapat ucapkan yakni:
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN KHOIRIHAA WA KHOIRI MAA JABALTAHAA ‘ALAIH. WA A’UDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA JABALTAHAA ‘ALAIH.
Artinya: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’” (HR. Abu Daud, no. 2160; Ibnu Majah, no. 1918. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Bagi pasangan pengantin yang menerapkan doa yang telah disebutkan sebelumnya, menurut Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal, akan meraih lima berkah istimewa. Apa saja berkah tersebut? Mari kita lihat penjelasannya:
Pertama: Mengikuti pedoman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, sudah menjadi berkah yang bernilai. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu,
لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ
”Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Bukhari, no. 3093; Muslim, no. 1759).
Kedua: Keberkahan lainnya adalah terhindar dari pengaruh setan dalam hubungan intim tersebut, sebab doa ini dimulai dengan menyebut "Bismillah" (dengan nama Allah). Ini merupakan pandangan sebagian ulama. Mujahid rahimahullah pernah berujar,
أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ
“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya.” (Fath Al-Bari, 9: 229).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait