Cerita Warga Cigadog Sukabumi yang Terpaksa Membantai Macan Tutul Jawa  

Ilham Nugraha
Sekelompok warga Kampung Cigadog, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, terpaksa membantai macan tutul Jawa atau Panthera pardus melas yang sudah lama menjadi legenda di wilayah tersebut. Foto iNews/Ilham N

SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Sekelompok warga Kampung Cigadog, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, terpaksa membantai macan tutul Jawa atau Panthera pardus melas yang sudah lama menjadi legenda di wilayah tersebut.

Peristiwa tragis ini terjadi ketika Hartono (41), yang dikenal dengan nama Kelep, dan sahabatnya tengah mencari madu di dalam hutan. Walaupun Kelep merasa menyesal karena telah membunuh hewan yang dilindungi, dia merasa bahwa dirinya tidak memiliki pilihan lain karena macan tersebut telah menunjukkan perilaku yang agresif dan siap untuk menyerang.

"Mau nyerang gituu, saya reflek sih, spontan soalnya gini apa kita yang diserang apa dia yang diserang jadi istilahnya saya bela diri saja, gak ada niat karena saya pun tau hewan dilindungi," kata Kelep, Senin (11/9/2023). 

Puncak peristiwa ini terjadi pada Rabu, 6 September 2023, ketika macan tutul tersebut muncul secara langsung di hadapan penduduk sekitar sekitar pukul 09.00 WIB. Terjadilah konfrontasi antara macan ini dengan warga, dan dalam keadaan yang tampaknya lapar, macan tersebut akhirnya tewas setelah dilempari dengan batu dan disabet menggunakan sebilah golok. 
 
"Jadi melihat saya dan teman-teman yang sedang mencari madu hewan itu enggak lari, dia seperti apa ya seperti kucing mau menyerang bulunya berdiri dia tetap di situ. Sampai akhirnya saya lempar batu tepat kena gerahamnya," timpalnya.

"Dia bangun lagi, enggak lari mau menyerang lagi akhirnya saya sabet pakai golok dua kali ke arah lehernya. Saat itu dia tergeletak, masih bernafas akhirnya mati," ujarnya.

Kelep mengungkapkan bahwa dia sudah mendengar tentang macan tutul ini sejak kecil. Warga di Kampung Mak Erot, yang juga dikenal sebagai Kampung Cigadog, sering kali merujuk padanya sebagai Kerud.

"Mereka sering mendengar suara, geraman, atau auman macan tersebut. Bahkan hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing, dan anjing peliharaan telah menjadi korban serangan macan tutul ini.

Namun, insiden ini telah membuktikan bahwa keberadaan macan tutul Jawa di wilayah hutan Datar Koneng, Legok Paku, yang berbatasan dengan Kampung Cigadog, Kecamatan Cisolok bukanlah sebuah hoaks. Selama bertahun-tahun, hanya ada laporan tentang suara atau bayangan macan di hutan, tetapi tidak ada yang pernah melihatnya secara langsung.

"Jadi selama ini hanya ada suaranya atau yang melintas bayangan di hutan tapi tidak pernah kalau melihat langsung. Bahkan kalau kata orang tua dulu itu banyak yang berburu babi belum pernah melihat kadang disebut hoaks lah. Namun entah kenapa saat kemari musim kemarau panjang ada keluar menampakkan diri. Kalau dulu, ada saja anjing yang dibawa berburu babi pulangnya cacat terus setiap masuk ke hutan cacat bekas cakaran," tandasnya.

Editor : Suriya Mohamad Said

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network