Gejala keracunan semakin parah ketika Agus melihat anak dan istrinya juga muntah-muntah. "Saya sudah lemas, tapi tetap berusaha mencari obat saat melihat kondisi keluarga," tambahnya.
Sementara itu, Dokter jaga IGD RSUD Palabuhanratu, Raditya Nugraha, mengonfirmasi bahwa tujuh pasien yang dirujuk mengalami gejala keracunan makanan yang diduga kuat berasal dari jamur liar.
"Rata-rata pasien datang dalam kondisi syok dengan tensi rendah dan tubuh yang sangat lemah. Satu pasien atas nama Pak Emo memerlukan penanganan khusus karena kondisinya lebih parah dibanding yang lain," ungkap Raditya.
Saat ini, enam pasien telah stabil, namun satu orang masih dalam observasi intensif.
Raditya menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mengonsumsi jamur liar, terutama di musim hujan ketika jamur mudah tumbuh di alam.
Ia juga berharap puskesmas, Koramil, dan aparat setempat membantu menyosialisasikan bahaya konsumsi jamur liar tanpa pengetahuan yang memadai.
"Kami menghimbau masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi jamur yang tidak dikenal. Jika tidak yakin aman untuk dikonsumsi, sebaiknya hindari. Musim hujan ini banyak jamur liar tumbuh, tetapi tidak semua bisa dimakan," ujar Raditya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait