WASHINGTON, iNewsSukabumi.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Universitas Harvard untuk menyerahkan data mahasiswa asingnya. Trump mempertanyakan keputusan Harvard menerima mahasiswa internasional dari negara yang tidak bersahabatan dengan AS.
Perseturuan Universitas Harvard dengan Trump bermula dari penolakan kampus untuk memenuhi permintaan pemerintah, di antaranya menolak larangan terkait program kebaragaman yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai pemerintahan konservatif pemerintah. Kampus juga melindungi mahasiswanya yang melakukan demonstrasi pro-Palestina. Sebagai dampaknya pemerintahan Trump menuduh kampus dan demonstran sebagai antisemit.
"Mengapa Harvard tidak menyampaikan hampir 31 persen mahasiswanya berasal dari negara asing, tapi negara-negara tersebut, beberapa di antaranya sama sekali tidak bersahabat dengan Amerika Serikat," kata Trump, dalam pernyataan di media sosial Truth Social, seperti dikutip dari Sputnik, Senin (26/5/2025).
Trump juga mempertanyakan apakah Harvard memperhatikan mahasiswa-mahasiswa asingnya serta tidak melaporkannya kepada pemerintah.
"Tidak seorang pun memberi tahu kita soal itu! Kita ingin tahu siapa saja mahasiswa asing tersebut, permintaan yang wajar karena kami telah memberikan miliaran dolar kepada Harvard, tapi Harvard tidak mau memberikannya," ujarnya lagi.
Trump lalu mendesak kampus yang juga bagian dari Ivy League tersebut berhenti meminta dana dari pemerintah.
"Harvard punya 52.000.000 dolar, gunakanlah, dan berhentilah meminta kepada Pemerintah Federal untuk terus memberikan uang kepada Anda," katanya.
Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS Kristi Noem pada Kamis pekan lalu mengumumkan bahwa Harvard tak bisa lagi menerima mahasiswa asing untuk tahun akademik 2025-2026. Selain itu seluruh mahaiswa asing yang sudah belajar di Harvard harus pindah ke kampus lain guna mempertahankan status visa mereka.
Editor: Anton Suhartono
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait