JAKARTA, iNewsSukabumi.id —Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, mayoritas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite selama ini dinikmati oleh orang yang mampu. Dia pun membeberkan data pengguna BBM subsidi tersebut.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pengguna BBM subsidi 80 persen adalah orang mampu. Sedangkan sisanya, yang 20 persen adalah orang tidak mampu yang menikmati BBM subsidi.
"Data Susenas memaparkan masyarakat Indonesia yang dibagi jadi 10 desil (kelompok), di mana kalau kita lihat Solar sampai dengan desil 1-4 (masyarakat golongan pendapatan rendah) hanya konsumsi 20 persen saja. Kemudian, 80 persen desil 5 ke atas," kata Nicke dalam rapat kerja dengan Komisi VI, Gedung DPR Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Sementara data dari Pertamina, komposisi pengguna Solar subsidi, mayoritasnya atau sekitar 74 persen merupakan kendaraan darat. Sedangkan industri perikanan sekitar 13,6 persen, industri pertanian 6,6 persen, transportasi khusus 5,1 persen, industri kecil 0,5 persen, dan pelayanan umum 0,3 persen.
Dari 74 persen kendaraan darat, menurutnya, 60 persen di antaranya adalah kendaraan barang. Rinciannya, 38 persen kendaraan logistik bermuatan tertentu, 22 persen kendaraan logistik bermuatan tidak tertentu, kemudian 13 persen truk tambang dan perkebunan, serta mobil barang 9 persen. "Secara umum barang logistik mencapai 60 persen lebih," ujar Nicke.
Sisanya, pengguna solar adalah bus penumpang menggunakan 9,6 persen dan kendaraan layanan umum sebesar 0,6 persen. Sementara itu, untuk data Pertalite, sejauh ini kebanyakan dinikmati oleh kendaraan roda empat. Setidaknya, 70 persen kuota Pertalite dinikmati roda empat, 30 persen sisanya dinikmati oleh kendaraan roda dua.
"Kalau kita lihat bagaimana komposisinya kalau dilihat dari volume penjualan, jadi 70 persen itu Pertalite dikonsumsi roda empat," ucapnya. Bila dirinci, untuk kendaraan roda empat yang menikmati Pertalite, mayoritasnya adalah mobil pribadi yang mencapai 98,7 persen. Sisanya 0,6 persen adalah taksi online; 0,4 persen adalah angkot; dan 0,3 persen taksi pelat kuning. "Di roda empat itu 98,7 persen mobil pribadi, kalau kita lihat taksi online hanya 0,6 persen, sisanya angkot dan taksi pelat kuning," ucap Nicke. Sementara untuk roda dua, 97,8 persen adalah sepeda motor pribadi. Sisanya, 2,2 persen adalah ojek atau ojek online.
Editor : Eka L. Prasetya