SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Review film 'Tuhan Izinkan Aku Berdosa' ini sangat ramai diperbincangkan netizen lantaran tidak sabar ingin menonton filmnya.
Ditambah lagi para pemainnya yang terdiri atas nama-nama artis terkenal, seperti Aghniny Haque dan lainnya yang tentu makin membuat semangat para penonton. Selain itu, sutradaranya pun ialah Hanung Bramantyo.
Review Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa
Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa ini merupakan adaptasi dari sebuah novel karya Muhidin M Dahlan atau Gus Muh yang terbit pada tahun 2003. Judul asli bukunya adalah Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur.
Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini akan diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2023 pada akhir November 2023.
Sementara itu, MVP Picture resmi merilis film Tuhan Izinkan Aku Berdosa baru saja diputar perdana di bioskop pada 27 Oktober 2023 di Jakarta Film Week 2023, CGV Grand Indonesia.
Meski begitu hingga saat ini belum resmi diumumkan tanggal perilisan resmi film ini tayang di bioskop.
Sinopsis Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa
Review Film “Tuhan Izinkan Aku Berdosa,” ini bercerita tentang Nadya Kirani, seorang anggota kelompok Rohis atau penelitian Al-Quran di kampusnya. Ia menilai sistem demokrasi berperan penting dalam menghancurkan dunia, termasuk Indonesia.
Bersama organisasi Islam Dardariyah, Nadya Kirani berjuang untuk mendakwahkan sistem khilafah yang ideal dan sesuai syariat Islam. Namun keputusan bergabung dengan organisasi ini mendorong Nadya memilih jalan lain.
Film ini akan memuat cerita-cerita tertentu yang mungkin menimbulkan kerugian atau ketidaknyamanan, terutama terkait isu pelecehan seksual dan menyajikan kisah kelam seorang pelacur dengan latar belakang kontroversial.
Adegan demi adegan, ia mampu membangkitkan berbagai emosi penonton, membuat mereka berpikir dan tenggelam dalam emosi. Perjalanan yang terbentang dalam kehidupan seorang pelacur hebat, Kiran, digambarkan dengan penuh ketegangan dan intensitas.
Hanung Bramantyo mengatakan, salah satu permasalahan film ini adalah mengangkat isu pelecehan seksual di lingkungan keagamaan.
Editor : Hikmatul Uyun