Media dan Asuransi Jadi Kunci Bangun Kepercayaan Publik Menuju Optimisme Ekonomi Indonesia 2026
Di tengah tantangan tersebut, IMF merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 3,2 persen, dengan proyeksi 2026 di kisaran 3,1 persen. Sementara di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 bergerak fluktuatif, mencerminkan pemulihan yang masih rentan dan sangat dipengaruhi oleh ekspektasi serta kondusivitas ekonomi.
Aviliani menilai meningkatnya kepercayaan publik terhadap pemerintah sejak Oktober 2025 menjadi momentum penting untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi. Penempatan dana SAL dan SILPA, stimulus ekonomi, pembentukan Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah (P2SP), serta perbaikan iklim investasi menjadi katalis positif yang tercermin dari penurunan biaya dana, meningkatnya konsumsi dan investasi, hingga rekor tertinggi IHSG.
“Pertumbuhan ekonomi bukan sekadar angka, tetapi tentang pemerataan dan keyakinan masyarakat bahwa hari esok akan lebih baik. Ketika roda ekonomi bergerak lebih cepat, keputusan finansial masyarakat pun menjadi lebih optimis,” tegasnya.
Ketahanan Industri Asuransi dan Prospek 2026
Sejalan dengan dinamika ekonomi, industri asuransi menunjukkan prospek positif menuju 2026. Hingga September 2025, total aset industri asuransi mencapai Rp1.181,21 triliun atau tumbuh 3,39 persen secara tahunan. OJK turut memperkuat fondasi industri melalui berbagai regulasi baru guna mendorong industri yang lebih sehat dan kompetitif.
Direktur Kepatuhan Allianz Life Indonesia, Hasinah Jusuf, menyampaikan bahwa industri asuransi tetap tangguh di tengah ketidakpastian. Hingga September 2025, pendapatan premi industri tercatat Rp132,85 triliun, meski sektor asuransi jiwa masih mengalami kontraksi tipis.
Editor : Suriya Mohamad Said