JAKARTA, iNewsSukabumi.id — Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira merespons dan menentang soal rencana kenaikan harga termasuk gas Elpiji 3 kilogram.
Bhima menilai naiknya harga LPG jenis subsidi berisiko terhadap daya beli masyarakat kelas bawah.
“Harusnya wacana kenaikan harga LPG 3 kg lebih baik di tutup buku saja, tidak perlu disampaikan pemerintah. Karena naiknya harga LPG jenis subsidi risiko terhadap daya beli 40% kelompok pengeluaran terbawah sangat besar,” kata Bhima Yudhistira.
Sementara, Bhima mengatakan untuk Inflasi diperkirakan menembus 5% di 2022 apabila pemerintah bersikeras naikan harga pertalite dan LPG 3 kg secara bersamaan.
“Mau tidak mau masyarakat kelas bawah akan tetap pakai LPG subsidi karena kebutuhan utama. Akhirnya berimbas ke mana-mana termasuk naiknya angka kemiskinan,” urainya.
Daya beli langsung turun karena sebelumnya LPG non-subsidi naik sebanyak 2 kali, banyak yang turun kelas konsumsi LPG 3kg.
“Kalau yang subsidi ikut naik pasti terpaksa beli LPG 3kg karena tidak ada alternatif lain. Pada akhirnya masyarakat akan mengurangi konsumsi barang lain seperti menunda pembelian peralatan rumah tangga, barang elektronik, otomotif, pakaian jadi dan kebutuhan lain,” katanya.
Editor : Eka L. Prasetya