Dia menyebutkan, sebagai tukang becak, pendapatannya paling besar Rp50.000. Dari uang tersebut sebagian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan sisanya untuk ditabung.
"Dapat Rp50.000, Rp20.000 dipakai untuk kebutuhan," katanya. Eme dan Icih seharusnya bertolak ke Jeddah pada 2020 lalu. Namun, akibat pandemi, keberangkatan keduanya terpaksa ditunda. Tahun ini, mereka lega karena masih diberi kesempatan beribadah haji.
"Rasa bahagia dan lega. Bahagia luar biasa karena ada panggilan haji ini," ucap Eme dalam Bahasa Sunda. Keduanya berharap dapat menunaikan ibadah haji dengan hikmat dan selamat. Di Tanah Suci nanti, mereka juga akan berdoa bagi ketiga anaknya agar selamat, panjang umur, dan sukses.
Editor : Eka L. Prasetya