Gus Yahya Sebut NU Jangan Jadi Organisasi Canggih Saja Harus Bertransformasi Bangun Format Peradaban
MEDAN, iNewsSukabumi.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan jika NU harus mampu bertransformasi untuk membangun format peradaban. Tak sekedar menjadi organisasi modern.
Hal itu ditegaskan Gus Yahya pada Rapat Kerja Nasional dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, di Santika Dyandra Convention Center, Medan, Rabu (8/3/2023).
Gus Yahya menyatakan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi agama terbesar saat ini di Indonesia. Tidak hanya besar, namun dalam perjalanan sejarahnya NU telah menjadi bagian penting dalam perkembangan Indonesia.
"Dalam perjalanan selama satu abad, NU cenderung berkembang. Dari dulu isinya harus betul-betul orang yang ulama beneran. Namun saat ini NU isinya sudah macam-macam. Tidak bisa kita haruskan lagi hanya orang ngaji yang merasa NU," katanya.
Seiring perkembangan zaman, NU kata Gus Yahya, harus mampu meminta semakin memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat. Sumbangsih besar tersebut adalah berfikir tentang suatu hal yang mulia bagi masyarakat Indonesia ke depan.
"Tidak boleh hanya jadi organisasi canggih saja, karena kalau hanya berfikir begitu maka yang menerima maslahat hanya kaum elit. Sementara, massa rakyat yang luas akan terlalu lama menunggu untuk mendapat maslahat dari pergulatan NU. Agar jangkauan pergulatan lebih luas kita harus membangun format peradaban, dalam arti menyumbangkan sesuatu yang maslahat untuk peradaban dunia," pungkasnya
Untuk ini kata Gus Yahya, salah satu hal perlu dipikirkan yang perlu dipikirkan tidak hanya melulu seputar pergulatan untuk memenangkan politik, namun juga harus mencari format politik yang akan memberikan kemuliaan bagi bangsa.
"LPTNU tidak cukup hanya berlomba untuk menjadi yang terdepan dalam ilmu pengetahuan, namun juga berfikir bagaimana ilmu pengetahuan dapat memberikan kemuliaan bagi bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan dengan senantiasa mengamalkan mandat akhlak mulia," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait