Perjuangan ini tidaklah mudah. Makanan siap saji sering dianggap mahal oleh syarikah lokal di Arab Saudi, terutama karena margin keuntungannya sangat tipis. Namun, Sidiq menegaskan bahwa BPKH Limited memiliki tujuan yang jauh lebih besar.
“Kami hadir bukan sebagai pedagang, tapi sebagai bagian dari sistem. Kami ingin memastikan jamaah Indonesia tidak hanya kenyang, tapi juga merasa ‘pulang kampung’ dalam setiap suapan,” ujarnya.
Puncak haji 2024 menjadi momen bersejarah. Di tengah kemacetan ekstrem di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), untuk pertama kalinya makanan siap saji khas Nusantara hadir di tangan jamaah Indonesia.
“Bagi kami, makanan siap saji bukan sekadar alternatif. Ini adalah solusi logistik di tengah kemacetan ekstrem puncak haji. BPKH Limited ingin memastikan saat jalan ditutup, makanan Indonesia tetap sampai ke tangan jemaah,” kata Sidiq, mengenang keberhasilan itu.
Bayangkan, di tengah padatnya kerumunan dan terbatasnya akses, jemaah masih bisa menikmati semur daging atau gulai ayam yang rasanya begitu dekat dengan kenangan rumah.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait