JAMBI, iNewsSukabumi.id — Seorang penjual lontong daun bernama Jumilah, warga RT 02, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi ini adalah pelaku usaha kecil yang sukses. Dia terkenal sebagai pembuat lontong nasi atau lontong daun di Kota Jambi.
Bagaimana tidak, satu hari bisa menjual lontong daun hingga ribuan biji. Bahkan, konsumennya tidak hanya di Kota Jambi saja, tapi sudah merambah ke luar kota.
Hebatnya lagi, hasil usahanya yang sudah lebih dari 20 tahun tersebut bisa mengantarkan anaknya kuliah dan bisa pergi umrah ke Tanah Suci Mekkah satu keluarga.
"Alhamdulillah berkah, anak-anak bisa kuliah dan kami berempat (suami, istri dan dua anak) bisa pergi umrah pada 2014 lalu," katanya, Selasa (12/4/2022), dilansir IDXchannel.com
Menurutnya, apa yang dihasilkan saat ini tidaklah mudah, karena selama lebih 20 tahun tersebut banyak rintangan dan halangan yang dihadapi.
Mulanya, suaminya kerja serabutan. Sedangkan dirinya hanya berdagang kue kering dan basah. Karena, banyak saingan dan saat itu masih kurang peminatnya, pasangan suami istri ini nekat banting setir.
Hanya bermodalkan uang Rp50 ribu, keduanya mencoba berusaha membuat lontong daun. "Dulu modalnya Rp50 ribu, kita beli 4 kg beras atau segantang beras sama daun pisang," ujarnya.
Diakuinya, saat itu masih menggunakan panci (dandang) kecil untuk memasak lontong. "Alhamdulillah, sekarang sudah panci yang besar dan usahanya lama-kelamaan meningkat dari modal Rp50.000 sekarang sudah mulai berubah ekonominya," tuturnya.
Jumilah juga menambahkan, saat ini sudah bisa memproduksi sekitar 2.500 buah lontong dalam sehari semalam. "Sehari semalam bisa memasak 6 dandang. Satu dandang bisa terisi 400 buah lontong. Kita masaknya dua kali, pagi dan malam. 3 dandang pagi dan 3 dandang malam," ungkapnya.
Diakuinya, sejak banyak orang mengenal lontong daun racikannya, konsumennya sudah merambah ke luar kota. "Ada yang dari Kabupaten Tanjab Timur, dia beli 100 sampai 200 biji. Kebanyakan konsumennya pedagang lontong sayur, gado-gado, lontong kuah,"
Sebenarnya membuat lontong cagar bagus dan tahan tanpa bahan pengawet tidaklah sulit. Menurutnya, resepnya apinya harus teratur dan isinya sesuai dengan ukuran tidak boleh lebih dan kurang.
"Nanti kalau lebih, bisa pecah. Kalau pas masih bagus. Selain menggunakan daun pisang juga menggunakan plastik untuk membungkus beras. Kalau beras baiknya yang premium," ujarnya.
Untuk menjadikan lontong yang tidak lembek dan keras, berasnya harus dicuci bersih terlebih dahulu. Selanjutnya, beras dimasukkan ke daun pisang yang sudah disiapkan.
Kemudian persiapkan dandang dengan air bersih. Setelah dimasak dan air mendidih, berulah lontong tadi dimasukkan untuk dikukus.
"Masaknya cukup lama, butuh waktu sekitar 7 jam. Biar bagus hasilnya, biar pelanggan tidak kecewa. Satu hari satu malam, dua kali pembuatan lontong, yakni pagi dan malam," kata Jumilah.
Agar rasanya enak dan tidak mengecewakan, Jumilah harus menggunakan kayu bakar untuk memasak lontong tersebut. "Hasilnya bagus dan memuaskan daripada pakai gas. Kalau gunakan gas, hasilnya masih kurang memuaskan."
Untuk diketahui, lontong daun buatannya bisa bertahan lama. "Tiga hari bisa tahan dan ini tidak pakai apa-apa. Apa lagi pengawet. Asalkan menyimpannya ditegakkan atau dimasukkan plastik tidak apa-apa," ungkapnya.
Dia menambahkan, satu dandang berisi 200 biji lontong daun. "Saat ini, sehari bisa 3 dandang. Tapi kalau mau lebaran bisa sampai 5 hingga 6 dandang. Itu bisa mencapai 1.200 biji lontong," tuturnya.
Berbeda dengan hari biasa, pesanan untuk lebaran sudah tidak bisa lagi dikerjakan Jumilah dengan suaminya. "Harus menambah karyawan karena banyak pesanan. 2 orang lah, untuk ngisi lontong. Kalau tidak, capek," katanya.
Editor : Eka L. Prasetya
Artikel Terkait