JAKARTA, iNews.id — Kebijakan dan program yang dijalankan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) selama tiga tahun terakhir mendapatkan apresiasi kalangan ekonom. Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin mengatakan sektor pertanian tumbuh 1,84 persen dan menjadi bantalan resesi selama pandemi Covid-19.
"Kalau tidak ada pertanian mungkin krisis benaran. Jadi, apresiasi kepada Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) karena pertanian menjadi bantalan ekonomi nasional," kata Bustanul, Rabu (8/6/2022).
Bustanul mengatakan, perekonomian Indonesia sejauh ini terus mengalami perbaikan yang sangat positif, di mana pada 2021 Indonesia tumbuh 3,69 persen.
Di sisi lain, ketersediaan beras pada produktivitas 2021 juga mulai meningkat. Meski demikian, Bustanul berharap agar pemerintah terus meningkatkan skala kerjanya, terutama didalam menghadapi geopolitik global yang saat ini terfokus pada konflik Rusia-Ukraina. Perang senjata kedua negera itu telah berdampak pada kenaikan harga-harga di dunia.
"Rekomendasi saya untuk pangan nasional adalah: di dalam menghadapi geopolitik dan geostrategi global yang telah menaikan harga pangan secara spesifik di Indonesia harus diantisipasi agar kondisinya lebih baik lagi," katanya.
Selain itu, Bustanul berharap agar pemerintah terus melakukan pendampingan kepada para petani di semua desa dan sentra. Kemudian meningkatkan skala teknologi dengan menurunkan mekanisasi. "Pendampingan dan pemberdayaan petani pada pertanian presisi, digitalisasi rantai nilai pangan, perubahan teknologi dan inovasi ekosistem harus ditingkatkan," katanya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, kebutuhan 12 bahan pokok yang selama ini dijaga Kementan dalam kondisi aman dan cukup. Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan. Hanya saja kata dia, ada empat komoditas yang dilakukan impor. Pertama, daging, kedua gula, ketiga kedelai dan keempat bawang putih.
"Ada 12 komoditas yang kita jaga yaitu beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng dan lain-kain. Posis strategi pertanian ntuk memenuhi kebutuhan pangan 273 juta penduduk dipastikan cukup. Tapi yang perlu diingat juga bahwa pertanian telah membuka lapangan kerja dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia," katanya.
Editor : Eka L. Prasetya