Di waktu itu, alat musik yang mereka gunakan tidak selengkap saat ini, yakni hanya memakai rebana.
Namun karena Wali kota Semarang saat itu, Iman Soeparto Tjakrajoeda begitu terkesan dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Nasida Ria, maka ia pun memberikan satu unit keyboard kepada Nasida Ria sebagai hadiah. Selanjutnya, popularitas Nasida Ria semakin melejit hingga membuat sebuah perusahaan rokok menghadiahkan gitar dan bas. Nasida Ria akhirnya melengkapi personilnya dengan alat musik modern lainnya. Tak hanya itu, Nasida Ria juga mengubah bahasa yang digunakan dalam lirik lagunya yang awalnya Bahasa Arab menjadi Bahasa Indonesia agar lebih dipahami.
Perubahan tersebut berdasarkan saran dari pemuka agama, Kyai Ahmad Buchori Masruri. Nasida Ria pun semakin melejit setelah merilis lagu bertajuk ‘Perdamaian’ pada tahun 1980. Dari situlah, lagu-lagu Nasida Ria yang diciptakan di tahun-tahun berikutnya tak pernah kalah pamor.
Beberapa lagu Nasida Ria yang sangat populer di masanya adalah Pengantin Baru, Tahun 2000, Jilbab Putih, Anakku, dan Kota Santri. Grup kasidah ini juga beberapa kali diundang manggung ke mancanegara, seperti Malaysia hingga Jerman.
Namun di tahun 2000-an, popularitas Nasida Ria semakin meredup hingga beberapa anggota akhirnya harus pensiun. Kini, Nasida Ria kembali bangkit dengan merilis lagu-lagunya di kanal YouTube agar semakin dikenal luas. Anggotanya pun saat ini berjumlah 12 orang yang dimanajeri oleh Chaliq Zain. Berbagai promosi di media sosial hingga membuat film dokumenter telah dilakukan untuk menghidupkan kembali grup kasidah tertua di Indonesia ini.
Editor : Eka L. Prasetya