SUKABUMI, iNews.id —Sejumlah pelajar dari dua Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Sukabumi terlibat saling serang, pada Kamis (4/8/2022). Tawuran pelajar tersebut diduga dipicu masalah pribadi. Aksi saling serang berawal saat kelompok pelajar MA menggunakan empat motor datang dan membuat rusuh di SMA. Tidak terima, pelajar SMA mengendarai 20 motor balik menyerang siswa MA.
Beruntung aksi serang itu tidak menimbulkan korban. Petugas Polsek Citamiang langsung memanggil para orang tua dan guru sekolah tersebut.
RJS (43), guru SMA mengatakan, kejadian tersebut dipicu masalah pribadi dua pelajar MA dan SMA. Dua pelajar yang bermasalah ini, dulu satu SMP. Setelah lulus, keduanya melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) berbeda. Tetapi dua pelajar itu masih memendam dendam.
"Awalnya anak yang dari MA datang mengendarai empat motor ke SMA dengan mengeber-geber knalpot dan membuat rusuh. Karena merasa tidak enak, anak SMA ini mengajak membereskan masalah tersebut sambil ngopi. Ajakan tersebut melalui aplikasi perpesanan," kata RJS kepada MNC Portal Indonesia (MPI).
Namun, entah apa kesepakatan dalam percakapan di WhatsApp (WA), pelajar SMA menggunakan 20 motor mendatangi sekolah MA. Warga yang melihat pelajar hendak tawuran membubarkan. "Lalu petugas kepolisian dari Polsek Citamiang mengumpulkan kedua kubu yang saling serang tersebut," ujar RJS.
Sementara itu, Kapolsek Citamiang AKP Arif Sapta Raharja mengatakan, mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa ada kelompok pelajar salah satu SMA di Kecamatan Cibeureum berencana menyerang sekolah MA di Kecamatan Citamiang.
"Langkah yang kami ambil, berkoordinasi dengan Polsek Cibeureum dan mendatangi sekolah di wilayah kami. Kami bertemu dengan guru dan anak-anak yang melakukan tawuran atau punya permasalahan," kata Kapolsek Citamiang AKP Arif Sapta Raharja. Polisi berupaya mendamaikan. Dihadapan para saksi guru sekolah dan orangtuanya, para pelajar yang bertikai diminta polisi membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan saling serang atau tawuran antarpelajar tersebut.
Editor : Eka L. Prasetya