Faktor kedua, kata Arif, yakni karena masyarakat menilai bahwa Prabowo memiliki kinerja yang baik, dan jarang melakukan pencitraan di sosial media. "Kinerjanya dianggap baik oleh publik," ucapnya.
"Tampaknya publik luas juga menyadari bahwa apa yang dipertontonkan dari konten-konten yang diunggah di medsos oleh beberapa tokoh yang berhasrat menjadi capres belum tentu benar adanya, hanya berupa pencitraan untuk meraih simpati dan dukungan saja bukan yang sebenar-benarnya," katanya.
Sebagai informasi, Survei Nasional Indostrategi Research and Consulting dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus sampai 5 September 2022. Populasi survei ini adalah penduduk Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah. Jumlah sampel sebesar 1230 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik direct interview, dengan ambang kesalahan (margin of error) kurang lebih 2,83 persen.
Editor : Eka L. Prasetya