JAKARTA, iNewsSukabumi.id - Pelaku praktik social engineering atau soceng untuk memikat masyarakat menjelang bulan Ramadhan diperkirakan akan lebih sering muncul.
Executive Vice President Center of Digital BCA, Wani Sabu mengatakan, pada masa-masa hal tersebut, pelaku soceng kerap mengincar nasabah karena masyarakat membutuhkan keperluan barang baru.
"Menjelang lebaran, itulah yang dimanfaatkan oleh pelaku social engineering untuk perabotan, kue, baju, itu semuanya, maka hati-hati saat belanja lewat sosial media," ungkap Wani usai Media Gathering Jaringan PRIMA x BCA di Senayan City Mall, Rabu (8/3/2023).
Menurut Wani, tingkat kejahatan soceng terus meningkat. Adapun pelaporan kasus soceng dalam satu bulan bisa lebih dari 1.500 nasabah.
"Pelaporan dalam satu bulan itu sekitar ada 1.500 nasabah yang melapor, jadi dia tertipu entah transfer ke bank lain, e-commerce," kata Wani.
Adapun BCA telah memperkuat sistem keamanan mobile banking dengan menerapkan fitur biometric. Menurut dia, fitur biometric turut mendorong penurunan kejahatan seperti itu.
"Pada saat pandemi 2021 itu meningkat, 2022 itu sedikit menurun, 2023 saat ini masih posisi menurun. Kalau kita lihat ada masa kapan dia meningkat," ungkap Wani.
Di sisi lain, BCA juga telah melakukan sejumlah pencegahan demi menangani kejahatan social engineering. Pertama, BCA terus melakukan edukasi kepada masyarakat.
Kedua, BCA juga melakukan kolaborasi dengan para pembuat kebijakan. Ketiga, menjaga atau memproteksi transaksi-transaksi mencurigakan yang masuk ke bank.
"Kita ada IT security proteksinya, wah ini ada sesuatu nih yang anomali. Itu bank langsung melakukan pencegahan," ujar Wani.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta