Argumen tersebut menguatkan bahwa NASA kemungkinan membuat pendaratan palsu untuk memenangkan perlombaan luar angkasa dengan Uni Sovyet.
Kala itu Sovyet masih lebih maju, bahkan pernah melakukan pendaratan wahana di daratan Bulan meskipun mengalami kecelakaan.
Pernyataan astronot terkenal Neil Armstrong dalam bukunya berjudul We Never Went to the Moon: America's Thirty Billion Dollar Swindle pada 1976, semakin memicu ketidak-percayaan sekelompok penyangkal.
Keterangan yang dipaparkan dalam buku tersebut kemudian dijadikan senjata untuk menguatkan dugaan kebohongan NASA.
Salah satunya adalah sejumlah foto pengibaran bendera AS di lingkungan hampa udara. Bentuk bendera saat ditancapkan tidak berubah karena gravitasi di Bulan jauh lebih rendah dibandingkan Bumi.
Foto lainnya adalah gambar pendaratan di Bulan yang memperlihatkan langit tanpa bintang. Namun sejumlah ahli membantah bahwa cahaya bintang menjadi lebih suram karena daratan Bulan merefleksikan cahaya matahari.
Dokumen lainnya yang digunakan untuk mendukung teori konspirasi itu adalah jejak kaki yang ditinggalkan manusia di Bulan.
Kelompok ini meyakini jejak kaki astronot bernama Aldrin tidak akan bertahan karena kurangnya kelembaban di Bulan.
Editor : Toni Kamajaya