SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Hari ini, 54 tahun silam, tepatnya 24 November 1969 badan antariksa Amerika Serikat NASA mengakhiri program Apollo, sebuah misi manusia mendarat di bulan.
Hal tersebut seiring dengan kembalinya Apollo 12 ke bumi setelah menjalankan misi ke 6. Ini merupakan pesawat luar angkasa kedua yang berhasil mencapai Bulan.
Pesawat antariksa itu diluncurkan dari Kennedy Space Center Kompleks 39 di Florida, Amerika Serikat pada tanggal 14 November 1969.
Kemudian mendarat di Bulan tepatnya di Oceanus Procellarum pada tanggal 19 November 1969. Lalu kembali ke Bumi pada tanggal 24 November 1969.
Program Apollo ini dijalankan NASA selama tahun 1961-1975.
Siaran pendaratan pertama di Bulan pada bulan Juli 1968 ditonton jutaan orang di dunia.
Namun peristiwa yang cukup menggemparkan dunia ini tidak sepenuhnya menuai pujian.
Sebaliknya malah menyisakan berbagai teori konspirasi yang menyangkal kebenaran akan pendaratan manusia di Bulan.
Dihimpun dari berbagai sumber, argumen pertama yang mendukung dugaan kebohongan di balik misi Apollo ini yakni di era itu belum ada teknologi yang memadai untuk menjalankan misi ke Bulan.
Argumen tersebut menguatkan bahwa NASA kemungkinan membuat pendaratan palsu untuk memenangkan perlombaan luar angkasa dengan Uni Sovyet.
Kala itu Sovyet masih lebih maju, bahkan pernah melakukan pendaratan wahana di daratan Bulan meskipun mengalami kecelakaan.
Pernyataan astronot terkenal Neil Armstrong dalam bukunya berjudul We Never Went to the Moon: America's Thirty Billion Dollar Swindle pada 1976, semakin memicu ketidak-percayaan sekelompok penyangkal.
Keterangan yang dipaparkan dalam buku tersebut kemudian dijadikan senjata untuk menguatkan dugaan kebohongan NASA.
Salah satunya adalah sejumlah foto pengibaran bendera AS di lingkungan hampa udara. Bentuk bendera saat ditancapkan tidak berubah karena gravitasi di Bulan jauh lebih rendah dibandingkan Bumi.
Foto lainnya adalah gambar pendaratan di Bulan yang memperlihatkan langit tanpa bintang. Namun sejumlah ahli membantah bahwa cahaya bintang menjadi lebih suram karena daratan Bulan merefleksikan cahaya matahari.
Dokumen lainnya yang digunakan untuk mendukung teori konspirasi itu adalah jejak kaki yang ditinggalkan manusia di Bulan.
Kelompok ini meyakini jejak kaki astronot bernama Aldrin tidak akan bertahan karena kurangnya kelembaban di Bulan.
Lagi-lagi penyangkalan ini dibantah para ahli. Mark Robinson, profesor di Arizona State University, memberikan penjelasan ilmiahnya.
Tanah Bulan tertutup lapisan batu dan debu bernama "regolith". Lapisan ini sangat halus dan mudah terkompres ketika dijejak.
Teori konspirasi yang juga turut menguatkan dugaan pendaratan palsu di Bulan adalah keyakinan sabuk radiasi di sekeliling Bumi dapat membunuh astronaut.
Giliran NASA mematahkan teori ini. Disebutkan NASA bahwa awak Apollo 11 tetap berada di dalam sabuk Van Allen selama kurang dari dua jam dalam perjalanan ke Bulan.
Terbaru NASA memperlihatkan sejumlah foto yang diambil Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).
Foto itu menunjukan tempat-tempat pendaratan Apollo. Foto dari wahana yang mengorbit Bulan sejak tahun 2009 memperlihatkan bukti kuat bahwa Pendaratan Bulan memang terjadi.
LRO juga memperlihatkan bendera yang ditancapkan enam awak yang mendarat di Bulan masih ada.
Editor : Toni Kamajaya