get app
inews
Aa Text
Read Next : Mitra Grosir Muhammadiyah Sukabumi, Kokohkan Pilar Ekonomi Setara Pendidikan dan Kesehatan

Menyelamatkan Lumbung, Bukan Membakarnya: Pelajaran dari Asuransi Jiwasaraya & AJB Bumiputera 1912

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:33 WIB
header img
AJB Bumiputera 1912 dan Asuransi Jiwasaraya merupakan dua perusahaan asuransi dengan warisan sejarah yang panjang. Foto Ketua Bidang Penjaminan Kredit UMKM & Koperasi RGC FIA UI Diding S Anwar/Ist

Diding S Anwar

Ketua Bidang Penjaminan Kredit UMKM & Koperasi RGC FIA UI

 

AJB BUMIPUTERA 1912 dan Asuransi Jiwasaraya merupakan dua perusahaan asuransi dengan warisan sejarah yang panjang.

AJB Bumiputera 1912 didirikan pada 12 Februari 1912 oleh tiga tokoh guru, yaitu Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas Karto Hadi Karto Soebroto, dan Mas Adimidjojo. Perusahaan ini lahir dengan semangat memperjuangkan kesejahteraan rakyat bumiputera di tengah masa kolonialisme.

Berbeda dengan perusahaan asuransi yang dimiliki bangsa asing, AJB Bumiputera 1912 dibangun dengan prinsip usaha bersama (mutual) berdasarkan asas kekeluargaan.

Semangat ini selaras dengan Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945, yang menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Kelahiran AJB Bumiputera 1912 juga berada dalam era kebangkitan nasional, bersamaan dengan lahirnya organisasi perjuangan yang berkontribusi besar dalam membangun fondasi bangsa. Beberapa di antaranya adalah:

Muhammadiyah, yang didirikan pada 18 November 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, dengan tujuan meningkatkan pendidikan, kesejahteraan, dan dakwah Islam berkemajuan.

Nahdlatul Ulama (NU), yang lahir pada 31 Januari 1926 atas prakarsa KH Hasyim Asy’ari, sebagai respons terhadap tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah serta perjuangan untuk kesejahteraan umat.

Sebelum Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, banyak inisiatif yang lahir dari masyarakat untuk membangun fondasi ekonomi, pendidikan, dan sosial. AJB Bumiputera 1912, Muhammadiyah, dan NU adalah bukti bahwa perjuangan leluhur bangsa tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga dengan membangun sistem yang berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat.


Di sisi lain, Asuransi Jiwasaraya memiliki akar dari perusahaan asuransi Belanda, Nederlandsche Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ), yang didirikan pada 1859 dan kemudian dinasionalisasi setelah kemerdekaan Indonesia. Sebagai bagian dari sejarah panjang sektor asuransi nasional, Jiwasaraya seharusnya turut mencerminkan semangat kemajuan ekonomi yang berlandaskan kepentingan rakyat, sebagaimana dimandatkan oleh Pasal 33 UUD 1945.

Namun, baik AJB Bumiputera 1912 maupun Asuransi Jiwasaraya menghadapi krisis besar yang memengaruhi likuiditas dan tata kelola mereka.

Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah kita harus menghilangkan warisan ini atau berusaha untuk menyelamatkannya dan memperbaiki kesalahan yang ada?

Menjaga Warisan, Bukan Menghilangkan.

 

Warisan adalah cermin dari perjuangan dan pengorbanan generasi terdahulu. Dalam menghadapi krisis, menghilangkan warisan berarti mengabaikan perjalanan sejarah yang berharga.

Sebaliknya, menjaga dan memperbaiki warisan adalah bentuk penghormatan terhadap masa lalu dan generasi penerus. Dalam konteks ini, pembenahan tata kelola yang baik dan reformasi adalah jalan yang bijak, bukan penghilangan.

Pelajaran dari Asuransi Jiwasaraya & AJB Bumiputera 1912

Krisis yang dialami oleh kedua perusahaan ini bukan saja hanya akibat kesalahan manajemen dan pengelolaan investasi yang buruk, tetapi juga sebagai ujian terhadap bagaimana bangsa ini menghargai dan menjaga aset bersejarahnya.

Seperti pepatah “tikus merusak lumbung padi,” kita harus menyadari bahwa kerusakan dalam perusahaan disebabkan oleh oknum atau sistem yang tidak sehat.

Solusinya bukanlah menghilangkan perusahaan tersebut, tetapi membersihkan “tikus-tikus” yang merusak dan memperbaiki sistem.

Pendekatan Solusi yang Perlu Dipertimbangkan

Pembersihan Manajemen & Reformasi Tata Kelola
Mengganti pihak yang bertanggung jawab atas kerugian.

 Membangun sistem manajemen risiko yang lebih ketat dan transparan.

Menyelamatkan Aset Berharga & Menjaga Hak Masyarakat Pemegang Polis.

Aset yang masih bisa dipertahankan sebaiknya dioptimalkan demi kepentingan masyarakat pemegang polis dan generasi mendatang.

Likuidasi bukan solusi utama; jika ada potensi pemulihan melalui restrukturisasi, hal ini harus diprioritaskan.

Keberlanjutan & Transformasi Model Bisnis
Fokus pada keberlanjutan dan efisiensi.

Menggunakan inovasi teknologi untuk memperbaiki sistem dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Demi Masa Depan Generasi Penerus Indonesia

Industri Asuransi Nasional harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dan berkembang lebih tangguh.

Edukasi yang lebih baik bagi masyarakat dan regulasi yang lebih ketat akan menjadi fondasi utama dalam menciptakan sistem asuransi yang kuat dan efisien.

Pemerintah dan regulator perlu memperkuat pengawasan untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang.

Menanam Hari Ini untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik

Sejarah telah mencatat bahwa Asuransi Jiwasaraya dan AJB Bumiputera 1912 pernah menjadi kebanggaan bangsa.

Oleh karena itu, masa depan mereka bergantung pada tindakan kita hari ini. Jika ada kerusakan, kita tidak boleh menghancurkan lumbung.

Yang kita butuhkan adalah:

Membersihkan tikusnya.

Memperbaiki sistemnya.

Menanam benih perubahan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

“Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik kedua adalah sekarang.”

Makna Sejarah
Artikel ini kiranya dapat semakin memperkaya perspektif bahwa AJB Bumiputera 1912 bukan hanya sekadar perusahaan asuransi, tetapi juga bagian dari perjalanan bangsa dalam membangun kemandirian ekonomi.

Memahami sejarah ini penting, agar kita tidak hanya menjadi saksi keruntuhan, tetapi juga bagian dari solusi yang menyelamatkan warisan bangsa.

Kiranya kita dapat terus belajar dan mengambil hikmah dari kejadian kejadian ini, serta terus menjaga warisan pusaka dari leluhur untuk masa depan generasi penerus Indonesia yang lebih cerah dan sejahtera.

Wallahu A’lam Bhisawab.
Fastabiqul khairat.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.


Disusun dari berbagai sumber referensi oleh:
Dr. Diding S. Anwar, FMII
Ketua Komite Tetap Penjaminan, Asuransi, & Dana Pensiun KADIN INDONESIA Bidang FMIK (Fiskal, Moneter, Industri Keuangan)

 

Editor : Suriya Mohamad Said

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut