Prajogo Pangestu, Komisaris dengan Kekayaan Rp86 Triliun

Shifa Nurhaliza
Prajogo Pangestu. (Foto: Gurita Bisnis Prajogo Pangestu)

JAKARTA, iNews.id — Prajogo Pangestu merupakan konglomerat Indonesia dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes.  Harta kekayaannya mencapai USD6 miliar atau setara dengan Rp86 triliun.
 
Salah satu sumber kekayaannya berasal dari bisnis penebangan kayu yang digelutinya sejak tahun 1970-an sebagai PT Barito Pacific Timber. Selain itu, Prajogo Pangestu juga sempat meniti karir sebagai Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk, Presiden Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Center, Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper, Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber, Tbk, sejak 1993, hingga Komisaris PT Astra International, 1993-1998.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan gurita bisnis Prajogo Pangestu yang merupakan orang terkaya kelima di Indonesia:

1. Barito Pacific Timber
Perjalanan bisnisnya dimulai ketika Prajogo Pangestu bertemu dengan seorang pengusaha Malaysia bernama Bong Sun atau Burhan Uray. Saat itu, Prajogo ditawari posisi di perusahaan milik Burhan, PT Djajanti Group. 
 
Setelah itu menjabat sebagai General Manager PT Pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur. Dia kemudian memutuskan untuk memulai bisnis sendiri setelah bekerja selama setahun dengan membeli CV Pacific Lumber Coy dan mengubah namanya menjadi PT Barito Pacific Timber. Perusahaan ini terdaftar di pasar modal Indonesia pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah menutup bisnis penebangan kayu pada tahun 2007.

2. Chandra Asri
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham Chandra Asri. Perusahaan ini bergerak di bidang industri petrokimia. Pada tahun 2011, perusahaan melakukan merger dengan Tri Polyta Indonesia, sebuah perusahaan petrokimia terintegrasi di Indonesia.

3. Star Energy
Menyusul kesuksesan bisnis petrokimia dalam negeri, Prajogo Pangestu membeli kembali sejumlah saham untuk mengembangkan bisnisnya. Kemudian, 33,33% saham Star Energy BCPG Thailand berjumlah USD440 juta atau Rp6,2 triliun. Perusahaan ini diincar Prajogo sejak 2009. Setelah itu, Prajogo akhirnya melakukan akuisisi sehingga jumlah saham Star Energy menjadi 66,66% saham beredar. 
 

Editor : Eka L. Prasetya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network