Kisah Tengkulak Durian di Cikakak Sukabumi Raup Omzet Rp75 Juta saat Musim Panen

Dharmawan Hadi
Tengkulak di Cikakak Sukabumi mampu meraup untung Rp75 juta di musim panen buah durian di wilayahnya mulai November hingga Februari. Foto iNews.id/Dharmawan Hadi

SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Tengkulak di Cikakak Sukabumi mampu meraup untung Rp75 juta di musim panen buah durian di wilayahnya mulai November hingga Februari. Para pedagang, wisatawan dan masyarakat lokal yang berburu durian lokal, banyak yang mendatangi kawasan Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, sebagai sentra petani durian di Palabuhratu.

Salah satu tengkulak durian, Asep Arif Rahman mengatakan bahwa dalam satu musim panen dirinya bisa menerima 10.000 butir jika buah duriannya bagus, namun jika kurang bagus dirinya hanya menerima 5.000 butir buah durian hasil akhir penyortiran.

"Saya hanya jualan di rumah karena para konsumen sudah banyak yang tahu dan pada datang ke rumah. Jenis durian lokal unggulan yang dipanen di wilayah Cikakak ini, ada jenis matahari, gandaria, mentega dan rata-rata durian lokal yang unggulan sudah punya nama masing-masing," ujar Asep kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (3/1/2022).

Lebih lanjut Asep mengatakan bahwa dirinya membeli durian tersebut langsung dari petani dengan harga Rp10 ribu perbutir baik kecil maupun besar. Dengan sistem membeli perpohon, bukan hanya untung, resiko kerugian pun akan didapatkan jika mendapatkan durian yang tidak ada rasa (dalam bahasa lokal disebut tiis) ataupun busuk.

"Harga Rp10 ribu perbutir belum termasuk ongkos angkut, jika sampai ke rumah saya itu sekitar Rp17 ribu. Saya menjual durian kepada konsumen baik pedagang ataupun pembeli biasa dengan harga perkilogram. Varian yang paling mahal itu jenis matahari dan gandaria dijual dengan harga Rp80 ribu perkilogram," ujar Asep.

Asep mengaku jika durian lokal yang dijualnya sudah dipasarkan di wilayah Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi (Jabodetabek), Sukabumi, Cianjur, Bandung bahkan sampai ke Garut. Para pedagang eceran Ada yang datang langsung ataupun yang sudah langganan meminta untuk dikirim ke kota masing-masing.

"Untuk omzet sendiri sekitar Rp75 juta permusim, saya sendiri untuk sehari-hari mengajar di sekolah, jadi ketika musim durian di bulan November hingga Februari saya menampung durian dari petani dan menjual kembali ke pedagang maupun wisatawan yang datang ke rumah," ujar Asep.
 

Editor : Suriya Mohamad Said

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network