get app
inews
Aa Read Next : 5 Negara ini Bangkrut, Bandara dan Pulaunya Disita China karena Utang Terlalu Besar

Negara Sri Lanka Bangkrut, Warga Antre Bikin Paspor untuk Kerja di Luar Negeri 

Minggu, 26 Juni 2022 | 07:40 WIB
header img
Sri Lanka bangkrut, warga antre berhari-hari bikin paspor untuk kerja di luar negeri. Foto: Reuters.

 

KOLOMBO, iNews.id — Banyak warga Sri Lanka berupaya meninggalkan negara dan keluarganya untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Hal itu dipicu ambruknya ekonomi di dalam negeri. Seorang warga bernama Suvendra Mary dan enam perempuan lainnya naik bus dari kota asal mereka, Badulla atau sekitar 350 kilometer (km) dari Kolombo ke departemen imigrasi dan emigrasi. Mereka berharap bisa mengajukan paspor. Mereka telah mengantre di antara 1.000 orang lainnya yang ingin meninggalkan Sri Lanka.  

Mary berharap mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Satu-satu tujuannya bekerja di luar negeri adalah supaya bisa mengirimkan uang untuk keluarga yang merasakan beban krisis ekonomi terburuk yang melanda negara itu sejak merdeka dari Inggris pada 1948.  

"Saya pikir kami akan bisa mendapatkan paspor dalam sehari, tetapi sekarang kami harus mengantre selama beberapa hari. Saat hujan, kami duduk di bawah payung. Saat cuaca terik, kami berada di bawah payung. Kami tidak meninggalkan tempat kami. Jika kami pergi, orang lain akan mengambil antrean," kata Mary (41), dikutip dari The Guardian, Minggu (26/2022).  

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Langka Ranil Wickremesinghe sebelumnya telah mengatakan kepada parlemen, setelah berbulan-bulan mengalami kelangkaan, ekonomi Sri Lanka benar-benar runtuh. Orang-orang yang mengantre berhari-hari untuk membeli bahan bakar dan gas untuk memasak adalah pemandangan yang biasa di sana. Inflasi utama tahunan melonjak hingga 45,3 persen pada Mei tahun ini. 

Pemerintah Sri Lanka sedang berjuang mendapatkan pinjaman untuk mengimpor barang-barang penting di tengah protes di seluruh negeri menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. 

Sebuah tim dari Dana Moneter Internasional (IMF) berada di Sri Lanka untuk merundingkan bailout. Tetapi bagi orang-orang seperti Mary, meninggalkan negaranya menjadi satu-satunya pilihan untuk mengalahkan kemiskinan

Menurut statistik pemerintah, lebih dari 329.000 orang telah mengajukan paspor dari Januari hingga 15 Juni 2022. Tahun lalu, sebanyak 382.504 paspor dikeluarkan dan pada 2020, jumlahnya 207.692. Chinthaka Pushpakumara, ayah dan pengawas rumah tangga dari Polonnaruwa, terletak sekitar 227 km dari Kolombo, mengatakan ingin ke luar negeri agar ketiga anaknya memiliki masa depan yang lebih baik. Tapi dia khawatir meninggalkan mereka. 

"Itu bukan keputusan yang mudah untuk dibuat. Anak bungsu saya baru berusia 1,5 tahun. Saya harus tetap kuat, jika tidak keluarga saya akan menderita," ucap Pushpakumara. Dia bukan satu-satunya pekerja industri pariwisata yang meninggalkan Sri Lanka, yang sangat bergantung pada pendapatan sektor tersebut. Sanath Ukwatte, mantan presiden Asosiasi Hotel Sri Lanka mengatakan, industri telah kehilangan sekitar 15.000 profesional. 

Editor : Eka L. Prasetya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut