SAN ANTONIO, iNews.id — Jumlah korban tewas yang ditemukan dalam truk kontainer di dekat rel kereta api adalah 46 orang. Polisi menyebut mayat pria dan wanita itu merupakan korban penyelundupan manusia.
Sebanyak 46 orang yang tewas dalam truk kontainer tersebut adalah imigran gelap yang diselundupkan melalui perbatasan Meksiko-Amerika Serikat.
Para pejabat juga mengatakan, tiga orang telah ditahan pascainsiden tersebut. Korban tewas diduga akibat kepanasan, kelelahan, dan kahabisan napas setelah berhimpitan dalam kontainer tanpa ventilasi yang memadai.
Departemen Pemadam Kebakaran San Antonio menyebutkan, 16 korban lain ditemukan masih hidup tetapi kondisi mereka mengenaskan.
Saat ini, ke-16 korban tengah dirawat di rumah sakit. Mereka mengalami dehidrasi dan kelelahan akut. Empat di antara 16 korban yang masih hidup itu adalah anak-anak di bawah umur.
Diketahui, truk kontainer itu ditemukan polisi terparkir di sebelah rel kereta api di daerah terpencil, pinggiran selatan kota San Antonio, Amerika Serikat. Saat pintu kontainer dibuka, polisi terkejut mendapati puluhan mayat berhelimpangan di dalamnya.
Lewat akun Twitter miliknya, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard, menyebut insiden mati lemas para migran di truk sebagai “Tragedi di Texas”. Dia mengatakan, pejabat Konsulat Jenderal Meksiko di San Antonio sedang dalam perjalanan ke tempat kejadian, meskipun kewarganegaraan para korban belum dikonfirmasi.
Pergerakan imigran di perbatasan Meksiko-AS mencapai rekornya dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi itu memicu kritik terhadap kebijakan imigrasi Presiden AS Joe Biden. Suhu udara di San Antonio, yang berjarak sekitar 250 kilometer dari perbatasan Meksiko, sedang panas-panasnya mencapai 39,4 derajat Celsius pada Senin (27/6/2022).
Editor : Eka L. Prasetya