SUKABUMI, INewsSukabumi.id - Sukabumi, Jawa Barat termasuk salah satu wilayah yang rawan terkena bencana alam. Tidak hanya terkena tsunami, ada juga dampak lain yang dapat mengguncang wilayah tersebut. Salah satu diantaranya adalah gempa bumi besar dari Megathrust dan Sesar Cimandiri.
Seperti halnya dikatakan Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu. Ia menyebut dua hal yang harus di waspadai di Kabupaten Sukabumi.
"Terkait potensi gempa bumi di wilayah Jawa Barat khususnya di Kabupaten Sukabumi ada dua hal pertama adalah dari Megathrust Selatan Jawa Barat dan yang kedua adalah sesar-sesar darat diantaranya tadi yang disampaikan Sesar Cimandiri," ujar Teguh Rahayu, Senin (15/5/2023).
Menurut Rahayu, informasi dua potensi bencana alam ini harus di ketahuan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mewaspadai dan dan dapat mengantisipasi bila kejadian tersebut terjadi di wilayah Sukabumi.
"Hal-hal ini perlu kita waspadai salah satunya dengan kegiatan hari ini (Sekolah Lapang Gempa Bumi). Dengan adanya pelatihan ini kita lebih ke mitigasi gempa buminya, bagaimana kita menyikapinya jika itu terjadi gempa bumi," terangnya.
Namun kata Rahayu, potensi gempa tidak hanya dua hal tersebut. Intinya masyarakat harus berhati-hati dalam segala hal baik bencana gempa maupun tsunami.
"Sukabumi bencana tidak hanya gempa bumi. Banyak sekali dan kami menghimbau terutama dari BMKG, mestinya masyarakat Sukabumi khususnya Pelabuhan Ratu waspada terhadap semua bencana yang ada," tandasnya.
Diketahui, Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang 100 Kilometer. Kawasan ini membentang mulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang.
Mengenai megathrust merupakan gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Pada prosesnya, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba dan memicu gempa bumi.
Editor : Suriya Mohamad Said