"Walaupun judulnya mengacu pada 'joran,' alat pancing umum, konteksnya lebih mendalam. Dalam konteks ini, 'joran' menjadi simbol perhatian terhadap ekosistem perairan yang rentan terhadap perubahan dan ancaman," terangnya.
Inovasi ini melibatkan komunitas pemancing, pengepul, dan pihak lain seperti Fentahelix. Keterlibatan mereka adalah faktor kunci dalam keberhasilan inovasi ini. Selain itu, pengumpulan data dilakukan melalui perangkat lunak ODK Collect, yang memberikan data yang akurat dan komprehensif.
"Dengan kerja sama ini dan data yang akurat, fondasi kuat untuk pengelolaan ekosistem perairan terbentuk. Inovasi 'Satu Joran' memprioritaskan integrasi data dan informasi sebagai langkah fundamental dalam pengelolaan ekosistem. Tujuannya adalah memberikan akses mudah bagi semua pihak yang peduli terhadap kelestarian perairan," ujarnya.
Selain memperhatikan aspek lingkungan, inovasi "Satu Joran" juga memperhitungkan dampak ekonomi. Meskipun tujuan utamanya adalah menjaga keberlanjutan, aspek ekonomi juga diperhitungkan. Ini mencakup dampak positif pada mata pencaharian masyarakat setempat dan kontribusi terhadap ketahanan pangan.
"Inovasi ini adalah contoh nyata komitmen dalam menjaga kelestarian ekosistem perairan. Melalui keterlibatan komunitas, pengelolaan data yang baik, dan pendekatan holistik, inovasi ini menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan keberlanjutan lingkungan. Terlebih lagi, inovasi 'Satu Joran' berpotensi menjadi model inspiratif dalam upaya pelestarian ekosistem perairan di Indonesia," tutup Susanti Mariam.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta