"Makannya males, ini itu, akhirnya drop stamina, dibawa ke rumah sakit. Itu pun hanya dua malam, kembali lagi ke rumah. Nah terakhir 12 hari lalu ada gangguan di paru-paru, pneumonia. Ditangani oleh dokter yang khusus menangani paru-paru. Diberi antibiotik sembuh paru-parunya, tapi lari ke jantung ada pembengkakan sehingga ada cairan-cairan yang bikin kedua tangannya dan jari kakinya membengkak," ujar Satria.
Setelah ditangani oleh ahli jantung, tutur Satria, almarhum secara medis dinyatakan membaik. Tapi mungkin karena efek obat, sehingga ginjalnya mengalami gangguan. Setelah menjalani dua kali cuci darah, kondisi Mang Ihin tak kunjung membaik hingga akhirnya dinyatakan wafat pada Selasa dini hari.
"Gak ada, karena pas menjelang akhir hayatnya, beliau sudah gak bisa berkomunikasi, kadang kami bicara ada reaksi bahwa masih mendengar ya, dibacakan doa ada keluar air mata tapi tidak bisa menyampaikan yang dipikirkan," tutur Satria Kamal.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta