get app
inews
Aa Text
Read Next : Tahun Baru 1 Suro, Moment Introspeksi Diri atas Perilaku Bukan Malah Vakansi Bersama Dinasti

Mengisi Hari 1 Suro Taun Dal 1959 dengan Filosofi Jawa Sarat Budi Pekerti, Bukan Pergi Vakansi

Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:35 WIB
header img
1 Suro Taun Dal 1959 seharusnya dimaknai dengan filosofi dan adab Jawa, bukan dipakai untuk vakansi mewah bersama dinasti. Ora ilok, ora nJawani. Foto Roy Suryo/ iNews.id

Dr. KRMT Roy Suryo, M.KesBeri

Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen

SEPANJANG hari kemarin, Jumat (27/06/2025) alias Jumat Kliwon 1 Suro taun Dal 1959, Windu Sancaya dan Wuku Madhangkungan, HP saya tak henti-hentinya menerima notifikasi pesan masuk, baik melalui Aplikasi WA (WhatsApp) maupun yang dikirim dengan sarana Social Media lainnya (X / Twitter, IG / Instagram, FB / FaceBook dsb) belum termasuk comment di berbagai Platform (YouTube, TikTok, Threath, dsb). Uniknya masih juga ada yang kirim melalui SMS (Short Message Service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) yang sudah banyak ditinggalkan Netizen +62.

Kebanyakan dari Notifikasi tersebut memang berisi Ucapan Selamat Taun Baru Jawa 1 Suro taun Dal 1959 dan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah dalam bahasa Jawa, seperti "Sugeng warsa enggal 1 Suro. Mugi tansah pinaringan rahayu lan slamet", "Mugi ing taun anyar iki, kita tansah eling lan waspada", "Sugeng 1 Suro, mugi urip kita tansah ayem tentrem lan berkah", "Mugi Gusti Allah tansah maringi dalan kang becik lan berkah ing urip kita", "Taun anyar, semangat anyar. Ayo miwiti karo niat apik","Mugi kita tansah diparingi kekuwatan kanggo ngadhepi urip lan tetep sabar" dsb.

Dari kalimat diatas, mostly berisi kalimat ucapan dengan harapan yang baik agar tahun baru ini lebih cerah dibanding tahun lalu dan segala puji untuk Tuhan Yang Mahakuasa, Allah SWT agar memberikan jalan terbaik dan berkah bagi kita semuanya. Alhamdulilahnya, taun Dal 1959 ini dalam hitungan Jawa masuk dalam kategori khusus, karena hanya berulang  tiap 8 (delapan) tahun sekali, karena dimulai pada hari Jumat pasaran Kliwon.

Berbagai Ucapan dan Harapan diatas dalam Filosofi Jawa seringkali dilengkapi juga dengan beberapa Kalimat / Idiom yang khas (nJawani), antara lain : "Urip iku Urup" (Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik", ada juga "Memayu Hayuning Bawana" (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak ", kemudian " Surodiro Jayadiningrat, Lebur dening Pangastuti "Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar "

Kalimat terkenal lainnya yang sering dilakukan adalah "Ngeluruk tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake, Sekti tanpa Aji-aji, Sugih tanpa Banda"  (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan). Ada juga "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan susah Lamun Kelangan" (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu). Kemudian "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Sleman" (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).

Kemudian sering juga ditulis "Aja ketungkul marang kelungguhan, Kadonyan lan kemareman" (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi), Ada juga "Aja keminter, Mundak Keblinger, Aja Cidera Mundak Cilaka" (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka), kemudian "Aja Adigang, Adigung, Adiguna" (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).

Selain itu ada juga yang pendek-pendek seperti "Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana" (Harga diri seseorang tergantung pada ucapannya, harga tubuh tergantung pada pakaiannya), "Ajur Ajer Ajur Ajur" (Mudah melebur dengan lingkungan tanpa kehilangan jati diri), kemudian "Aja Dumeh" (Jangan merasa sok atau semena-mena karena punya kekuasaan, ilmu, atau harta), juga ada "Ngono Yo Ngono, Ning Aja Ngono (Boleh begitu, tapi jangan keterlaluan)., Ada juga "Alon-Alon Waton Kelakon" (Pelan-pelan asal tercapai), kemudian "Tuna Satrio, Wibawa Tanpa Aji-aji" (Ksatria sejati tak butuh jimat untuk berwibawa),

Selain itu ada lagi "Mikul Dhuwur Mendhem Jero" (Mengangkat tinggi-tinggi nama baik leluhur, mengubur dalam-dalam aib mereka), kemudian "Sak Derma Ngerti, Sak Wisesa Ngajani" (Sebatas tahu, hormatilah; sebatas kuasa, lindungilah, Gunakan ilmu dan kekuasaan dengan etika), kemudian "Jer Basuki Mawa Beya" (Keberhasilan membutuhkan biaya/pengorbanan), Ada lagi "Ngeli Tapi Ora Keli" (Mengikuti arus, tetapi tidak hanyut terbawa), kemudian ada "Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe" (Sedikit bicara soal kepentingan pribadi, banyak bekerja), kemudian ada juga "Sing Sabar Lan Nrimo, Bakale Slamet" (Orang sabar dan menerima akan selamat).

Kalimat-kalimat ini hidup dalam berbagai teks Jawa kuno seperti Serat Wulangreh, Serat Centhini, Serat Kalatidha, dan ajaran tokoh seperti Ki Ageng Suryomentaram, Sunan Kalijaga, atau Ranggawarsita, serta banyak diwariskan lewat pangajab (wejangan) dalam tradisi masyarakat Jawa. Oleh karena itu kenapa saya sering "mewayangkan" perilaku JkW dalam bentuk Wayang ("Petruk dadi Ratu", dsb) adalah justru dalam kaitan melestarikan Adat budaya Jawa yang Adiluhung, lucunya ada bekas Aparat yang kini (ngakunya) jadi "Penasehat Ahli" tapi dungu tidak mengerti soal Wayang, Terwelu.

Kesimpulannya, Memaknai hari baru di Awal tahun ini bisa menggunakan banyak cara yang baik dan sesuai Filosofi Jawa seperti diatas, bukan malah mempertontonkan kemewahan dengan hanya pergi Vakansi ke Bali bersama Dinasti seperti JkW. Sungguh sangat tidak nJawani, Ora Ilok alias Tidak mengerti Budi Pekerti bahkan Adab sebagaimana saya tuliskan kemarin ("Sebaiknya instrospeksi diri atas Perilakunya selama ini, bukan malah Vakansi bersama Dinasti 27/06/25), Ambyar. InshaaAllah Gusti Allah SWT tidak Sare ... #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa

Editor : Suriya Mohamad Said

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut