Hati-hati Hoaks Ramai di Jabar, Konten Bergaya Parodi di Medsos

Agung Bakti Sarasa
Hoaks masih bertebaran di Jabar, di antaranya melalui konten bergaya satire dan parodi yang banyak menyebar di medsos. (Foto: Ilustrasi).

 

BANDUNG, iNews.id — Kabar bohong atau Hoaks tersebar di Jawa Barat. Melalui media sosial (medsos), para penyebar hoaks kini menggunakan konten yang dikemas lewat gaya parodi. Jabar Saber Hoaks (JSH), sebuah unit kerja di bawah naungan Pemprov Jabar mencatat, sejumlah informasi hoaks yang dikemas secara parodi di media sosial. 

Kordinator Divisi Pelayanan Aduan dan Pemeriksa Fakta JSH, Rd Tommy Sutami mengatakan, kemudahan memproduksi konten lewat medsos mendorong orang untuk memproduksi konten apapun yang menarik untuk mencuri perhatian masyarakat.  "Termasuk dengan konten-konten lucu, baik itu satire dan parodi. Kami catat ada 11 konten hoaks yang masuk kategori tersebut," kata Tommy, Kamis (16/6/2022). 

Konten hoaks yang masuk dalam kategori satire dan parodi tersebut, pertama terkait anggota polisi yang dimutasi ke Papua Barat lantaran anaknya menghina Idola Pop Korea (K-Pop idol). 
"Kedua, beredar postingan di media sosial Facebook, sebuah video yang berasal dari aplikasi TikTok dan diklaim sebagai video sekumpulan orang yang sedang menangkap Covid-19 dan dimasukkan ke dalam botol," katanya. 

Ketiga, beredar pula foto pada unggahan di Facebook yang menampilkan dua wanita dengan wajah yang terlihat muda di sebelah kiri disertai dengan tulisan "Sebelum" dan wajah wanita nampak tua dan keriput pada sebelah kanan dengan tulisan "Sesudah".  Di antara foto tersebut, terdapat tulisan "VAKSIN". Foto tersebut diberi keterangan "Cebong pasti siap utk di vaksin Sinovac. Malu dong jadi cebong kalau sampai gk mau di vaksin?? ... 

Keempat, sebuah gambar yang memperlihatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan diklaim mengenakan baju Lebaran ASN. "Nampak pada gambar terlihat Pak Luhut mengenakan baju dengan motif berbagai kemasan minyak goreng," tuturnya.  

Kelima, beredar sebuah foto yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan minyak goreng kemasan kepada pembalap tim Red Bull KTM, Miguel Oliveira saat berada di podium MotoGP. 
Keenam, di media sosial Facebook, tersebar juga informasi yang menyebutkan adanya pengisian bahan bakar minyak (BBM) secara gratis di SPBU seluruh Indonesia pada 29 dan 30 Februari 2021.  Pengisian BBM gratis tersebut disebutkan berlaku untuk jenis premium, pertalite, solar, dan pertamax bagi pengendara mobil dan sepeda motor. 

Ketujuh, berdasarkan hasil pemantauan Tim JSH, beredar gambar yang menerangkan anak-anak TK ditangkap polisi saat akan membuat yel yel untuk demo.  Kedelapan, terdapat video yang memperlihatkan tiga remaja yang mengakui bahwa dirinya mengalami TikTok Syndrome viral di media sosial.  Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa TikTok, media sosial sekaligus platform video musik buatan perusahaan Cina ByteDance, bisa menyebabkan gangguan pada tubuh yang disebut TikTok Syndrome.  

Dalam video berdurasi 4 menit 29 detik itu, terdapat tiga remaja yang menceritakan kisahnya terkena TikTok Syndrome. Mereka adalah Santika Rahmi, Kesar, dan Renaldi. "Ketiganya menyatakan bahwa akibat kecanduan bermain TikTok, tubuh mereka kerap bergerak sendiri. Mereka mengaku tidak bisa mengontrol tubuh mereka," kata Tommy.  

Kesembilan, berdasarkan aduan yang masuk ke Tim JSH, beredar sebuah foto surat Seruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Hubungan Suami Istri Dalam Rangka Penghentian Penyebaran Virus Covid-19 di Lingkungan Keluarga. 

Kesepuluh, JSH juga mendapatkan aduan mengenai beredarnya aplikasi percakapan Whatsapp berkaitan dengan pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan terkait beredarnya informasi A1 artinya "valid", bukan "hoax" dari departemen resmi yg terkait terkait wabah corona dan telah diterima dengan dalil aqli maupun naqli oleh Majlis Ulama Dunia. 

"Konten itu menyatakan bahwa dikarenakan adanya wabah Covid-19, maka puasa Ramadhan yang akan dimulai bulan April ini, disepakati hanya dapat dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari saja," katanya.  

Kesebelas, beredar narasi yang menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa pria yang memiliki bentuk bagian tubuh tertentu lebih rentan tertular Covid-19. Narasi tersebut juga beredar luas di medsos. "Narasi itu diunggah melalui akun media sosial Facebook," katanya. 
 

Editor : Eka L. Prasetya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network