Mentan: Indonesia Harus Peringkat Satu Produsen Kopi dan Cokelat Dunia

Eka L Prasetya
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto: MPI

SUKABUMI, iNews.id —Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan produksi bibit pertanian bernilai ekonomi tinggi atau ekspor berskala besar, di antaranya bibit kopi dan cokelat atau kakao untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi ke depan. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan bibit kopi sebanyak 3 juta pohon untuk meningkatkan nilai ekspor pada tahun ini.

“Tadi saya mencoba kopi rasanya enak sekali. Tapi sayang, kopinya belum dicicipi Bapak Presiden, para menteri dan masyarakat Indonesia bahkan orang-orang di negara Eropa. Oleh karena itu, inovasi jangan sampai di sini, 3 bulan, 6 bulan ke depan harus lebih dan 1 tahun ke depan Indonesia punya kekuatan 3 kali lipat dari yang ada saat ini. Produksi benih tidak boleh jumlahnya ratusan ribu tapi harus jutaan,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan kerjanya ke Balai Penelitian Tanaman Industri (Balitri) di Sukabumi, Kamis (28/7/2022).

Mentan menjelaskan, untuk mewujudkan hal tersebut harus berani membuat terobosan dalam berinovasi sehingga bekerja tidak lagi dengan cara birokratik. Inovasi bibit yang dihasilkan harus dapat dikembangkan di berbagai daerah sehingga Indonesia yang saat ini menduduki posisi ke-3 produksi kopi, ke depanya dengan cepat dapat menduduki posisi pertama di dunia.

“Jangan beralasan tidak ada anggaran sehingga tidak bisa berinovasi dan memproduksi 3 kali lipat, ini cara kerja birokratik. Kita harus pakai nalar dan memanfaatkan potensi dengan maksimal. Apalagi sekarang ini dunia lagi bersoal. Amerika antri makanan dan Vietnam lagi menutup ekspornya. Jadi tanggung banget kalau produksi kopi Indonesia di urutan nomor 3, kita harus jadi peringkat 1 dunia,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.

“Begitu juga dengan komoditas cokelat kita, rasanya enak, nomor 2 di dunia. Padahal cokelat kita jauh lebih unggul, tahan panas, tidak mudah meleleh dan rasa pahit menembus jantung dapat menjadi obat. Ke depan kita pun harus terobos agar kakao kita nomor 1 dunia,” pinta SYL.

Editor : Eka L. Prasetya

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network