JOMBANG, iNewsSukabumi.id —Distribusi BLT BBM di daerah ternyata masih belum tepat sasaran. Di Jombang, Jawa Timur (Jatim), Nyono (60), seorang kakek yang hidup serba kekurangan justru tidak mendapat kompensasi kenaikan harga BBM layaknya masyarakat terdampak lainnya.
Ya, dibanding warga lainnya, Nyono terbilang sangat miskin. Bagaimana tidak selain hanya sebagai buruh tani, Nyono juga hidup sebatang kara di rumah bambu berukuran 2x3 meter, Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung.
Untuk hidup setiap hari, Nyono hanya mengandalkan uang dari bekerja sebagai buruh serabutan. Jika ada yang memberi pekerjaan seperti di sawah atau ladang, Nyono akan mendapatkan uang untuk makan hari itu. Jika tidak ada, dia hanya bisa makan dari tabungan beras yang ada di rumahnya.
Ironisnya, meski hidup serba kekurangan, ternyata tidak membuat Nyono otomatis mendapatkan program bantuan berupa BPT BBM dari pemerintah. Kini Nyono hanya bisa pasrah.
Di saat ratusan warga lainnya berbondong-bondong antre mendapatkan BLT BBM, kakek miskin tersebut hanya bisa termenung di rumahnya. "Saya nggak dapat undangan (menerima bantuan). Kalau dapat ya datang," katanya dengan besar hati.
Nyono tidak tahu apa yang membuat dirinya tidak mendaptkan BLT BBM. Padahal, ia memiliki kartu tanda penduduk (KTP) maupun berkas pribadi sebagai penduduk desa Johowinong.
Meski demikian, Nyono tidak lantas protes atas ketidakadilan yang diterimanya itu. Dia hanya bisa berharap pemerintah lebih peduli dan bisa menyalurkan bantuan tepat sasaran kepada warga kurang mampu seperti dirinya.
Editor : Eka L. Prasetya
Artikel Terkait