Ada beberapa ritual yang selalu dilaksanakan tiap upacara Seren Taun, diantaranya:
1. Tari Buyung = tarian adat sunda yang mencerminkan masyrakat sunda dalam mengambil air,
2. Pesta Dadung = upacara sakral masyarakat dilaksanakan di Mayasih yang merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan antara positif dan negatif di alam. Jadi pesta dadung merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan alam agar hama dan unsur negatif tidak menggangu kehidupan manusia.
3. Ngamemerokeun = upacara sakral didalam tradisi Sunda Wiwitan yang masih dilaksanakan di daerah Kanekes (Baduy). Upacara ini mempertemukan dan mengawinkan benih padi jantan dan betina.
4. Tarawangsa = seni yang berasal dari mataram kira-kira abad ke XV, seni Tarawangsa disebut juga seni jentreng, menginduk kepada suara kecapi, juga ada yang menamai seni ngekngek, menginduk kepada suara tarawangsa. Mula-mula yang dipentaskan hanya tabuhan kecapi dan tarawangsa saja, tapi disertai penari, agar lebih menarik akhirnya Tarawangsa dilengkapi dengan tarian-tarian sederhana yang disebut tari Badaya.
5. Tari Pwah Aci atau yang lebih dikenal dengan Dewi Sri merupakan tokoh yang telah melegenda dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat agraris khususnya tatar sunda. Tari Pwah Aci merupakan salah satu seni tari spiritual yang di dalamnya tersirat ungkapan rasa hormat dan bhakti kepada Sang Pemberi Hidup melalui gerak dan ekspresi.
6. Seribu Kentongan = acara penutup rangkaian acara di bukit Situ Hyang. lebih dari 1000 orang terdiri dari masyarakat dan anak-anak sekolah serta seluruh peserta pendukung rangkaian acara seren taun menuju Paseban Tri Panca Tunggal ditutup dengan 10 orang rampak kendang.
Dimulai dengan pukulan induk oleh Ketua Adat kemudian diikuti oleh ribuan peserta. Ini memiliki makna bahwa kentongan awi ( Bambu ) memiliki arti kita harus senantiasa ingat dan eling pada asal wiwitan atau hukum adikodrati yang menentukan nilai kemanusian dan kebangsaan.
Komunitas yang masih mempertahankan tradisi Seren Taun ini ada di Desa Sirna Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Di desa ini didirikan tiga komunitas masyarakat yang terbentuk pada kasepuhan. Ketiga Kasepuhan tersebut yaitu Ciptagelar, Sirnaresmi dan Ciptamulya.
Upacara disini masyarakat telah menjadi sebuah hajatan kampung karena hampir semua warga di desa ini berpartisipasi dan menghormati dan merayakan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun ini.
Nah itu dia upacara seren taun, tradisi khas suku Sunda berserta 6 ritualnya yang selalu dilakukan tiap tanggal 18-22 Rayagung. Ini merupakan contoh luar bisa tentang bagaimana budaya lokal di Indonesia merayakan hubungan mereka dengan alam dan keberhasilan dalam pertanian.
Hal ini sekaligus menjadi peluang untuk mempertahankan dan mewarisi nilai-nilai budaya tradisional secara turun temurun.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait