JAKARTA, iNews.id — Gangguan gizi pada balita, seperti underweight (perkembangan anak gagal mencapai berat badan ideal), wasting (berat badan anak berada di bawah normal) dan stunting (kerdil) biasa terjadi karena ketidakseimbangan gizi di dalam tubuh. Padahal, anak membutuhkan gizi seimbang dalam tumbuh kembangnya.
Menurut Dokter Spesialis Gizi, Francisca dalam bincang-bincang di ACT TV pada dasarnya permasalahan gizi pada anak disebabkan karena berbagai faktor.
Salah satunya karena tidak tersedia pangan yang bergizi sehingga anak diberikan asupan seadanya. "Tidak tersedianya pangan yang bergizi bisa jadi karena faktor ekonomi atau juga memang barangnya langka di pasaran," kata Dokter Francisca.
Kemudian, faktor gangguan yang lain adalah pola makan anak yang tidak tepat. Pola makan tersebut terjadi karena ketidaktahuan orang tua akan pola makan yang baik atau ketidakmampuan ekonomi.
"Bisa jadi orang tua mengerti pola makan yang baik itu seperti apa dan bagaimana, tapi karena keterbatasan ekonomi akhirnya dia tidak bisa menerapkan pola makan yang baik itu," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Dokter Francisca, ada juga gangguan gizi yang terjadi pada anak dengan kondisi ekonomi orang tua menengah ke atas. Hal itu terjadi karena kesibukan orang tua akhirnya anak dititipkan kepada pengasuh yang tidak begitu mengerti akan pentingnya asupan gizi seimbang. "Karena pengasuhnya nggak tahu, yang penting anak diam, nggak nangis, dikasih (makanan) apa saja. Ini riskan," ucap dia.
Terakhir kurangnya asupan gizi disebabkan karena penyakit infeksi dan non-infeksi yang diderita anak, seperti diare berulang, infeksi saluran napas, kanker, jantung, atau penyakit bawaan anak. "Jadi ketidakseimbangan gizi pada anak itu karena asupannya kurang dan kurangnya asupan ini disebabkan karena banyak faktor," pungkasnya.
Editor : Eka L. Prasetya