get app
inews
Aa Read Next : Pengumpul Cabai Korban Salah Tangkap Polres Sukabumi, Dipukuli Dipaksa Ngaku Pelaku Pembobolan

Soal Cabai Masih Mahal, Ini Masalahnya

Jum'at, 17 Juni 2022 | 14:51 WIB
header img
Salah seorang petani menunjukkan cabai yang baru dipetik. (Foto: iNews.id/Budi Utomo)

Dia menjelaskan, selain kondisi tanah sedang sakit, petani juga tidak ada inovasi untuk melakukan budidaya, ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kondisi yang kurang baik.  

"Kalau seandainya kita edukasi petani, tanahnya kita perbaiki, dengan kondisi begini tentu bisalah masih bagus-bagus saja," ujar Abdul Hamid. 

Menurut dia, kondisi tanah yang sakit seperti sekarang bisa saja diperbaiki hanya tinggal keinginan dan kemauan semua pihak. Menurutnya kunci utama memang berada pada tanah. 

"Kita sama-sama tahu beberapa minggu yang lalu dari guru besar IPB mengatakan 72 persen tanah kita rusak. Itu sebenarnya kita sudah tahu sekitar 13 tahun yang lalu bahwa kondisi kita akan sulit," ungkap Abdul Hamid. 

Dia melanjutkan, penambahan pupuk tidak berpengaruh banyak, dan semakin diperparah dengan kondisi cuaca yang dipengaruhi perubahan iklim. "Sekarang dengan penambahan pupuk pun tidak menghasilkan apa-apa. Artinya memang ada sesuatu kan. ditambah dengan kalau kita lihat juga iklim menyumbang dari pada kondisi seperti ini. Seperti mestinya sekarang kemarau, tapi sekarang sudah kemarau yang basah. ini menjadi kondisi yang harus sama-sama kita cermati," kata Abdul Hamid.

Editor : Eka L. Prasetya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut