Sandi mengaku masih ingat di titik terendah dalam hidupnya betapa sulitnya dia dan keluarganya mencari makan setiap hari. Tidak hanya menghadapi hinaan dan hinaan, namun hal ini menjadi cambuk bagi dirinya dan keluarganya untuk terus berjuang dengan semangat menuju kesuksesan.
“Kalau mau makan pagi, saya harus bantu dulu orang yang jualan nasi kuning supaya bisa sarapan. Jadi kalau mau makan malam, saya minta tepung yang bisa jadi martabak,” katanya.
Besok basi. Untuk makan malam. Karena saya tidak punya uang, ibu saya sempat menjadi TKW sejak lama,” kata Sandi.
Oleh karena itu, lanjut Sandi, motif pembuatan video tersebut adalah untuk menyemangati bocah tadi.
“Karena saya mulai sebagai orang yang tidak punya apa-apa, saya juga hidup serba kekurangan. Jadi sekarang saya ingin membantu lebih banyak orang, setidaknya membuat mereka bahagia,"pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta