SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Usman (20) seorang pekerja pabrik kapur asal Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, tewas tergiling mesin batu bara di pabrik tempatnya bekerja.
Kabar kematian Usman menyebar cepat melalui aplikasi perpesanan, dengan foto-foto mengerikan yang dibagikan. Informasi awal mengenai penyebab kecelakaan masih simpang siur. Tetapi, Er salah satu warga Jampang Tengah, menyebut ada dua versi cerita yang beredar.
"Ada yang bilang korban saat pegang kayu kesedot (ke mesin) ada juga yang bilang terpeleset lalu jatuh," kata Er kepada wartawan, Selasa (11/6/2024).
Mesin yang menyebabkan kematian Usman merupakan sejenis mesin penggiling batu bara yang digunakan untuk proses pembakaran kapur.
"Itu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kapur, sudah lama di sini," ujar Er.
Dia menambahkan bahwa keluarga korban masih mempertimbangkan tindakan lebih lanjut terkait insiden ini. Er mendeskripsikan kondisi mengenaskan Usman saat ditemukan.
"Kondisi badannya habis sebelah karena masuk gilingan itu, ususnya keluar. Kejadiannya itu antara jam 08.00 WIB atau jam 09.00 WIB. Langsung dievakuasi pakai ambulans desa dan yang ambil (bawa) pak kadesnya sendiri," lanjut dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Padabeunghar, Ence Rohendi, membenarkan kejadian tragis ini.
"Korban sudah ada di bawah saat saya lihat ke sana. Datang ke desa mau pinjam ambulans yang pertama sopirnya, enggak tahu kronologis kecelakaannya bagaimana. Hanya dengar kecelakaan, saya kurang hapal semua," kata Ence.
Menurut Ence, Usman memiliki identitas asli dari Kecamatan Surade, namun tinggal bersama kerabatnya di Desa Padabeunghar.
"Alamatnya orang Surade sesuai KTP identitas, hanya tinggal di sini di keluarganya. Kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan perusahaan dan keluarga korban," ungkap Ence.
Perusahaan tempat Usman bekerja, PT BBM, telah beroperasi cukup lama di daerah tersebut, namun Ence tidak mengetahui detail operasional dan jumlah karyawan.
"PT BBM, perusahaan itu sudah berjalan berapa lama saya kurang tahu, data karyawan juga enggak hapal berapa orangnya," tuturnya.
Upaya konfirmasi kepada manajemen perusahaan menemui jalan buntu. Wartawan yang mendatangi pabrik hanya diperbolehkan sampai di gerbang utama. Mereka juga berusaha menemui seorang pengurus perusahaan bernama Iwan alias Ciwong, namun tidak berhasil. Usaha untuk menghubungi nomor WhatsApp yang didapatkan juga tidak mendapatkan respon.
Terpisah, Kapolsek Jampang Tengah, Resor Sukabumi, AKP Gatot, saat ditanya mengenai insiden ini, menyebut kasus tersebut masih dalam penyelidikan. "Masih dalam rangka penyelidikan," timpalnya.
Editor : Suriya Mohamad Said