SUKABUMI, iNewsSukabumi.id - Pantai Cibutun di pesisir Loji, Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi menjadi viral setelah Pandawara Group baru-baru ini memposting gambaran tentang kondisi pantai tersebut. Postingan itu menuai protes Karang Taruna Simpenan.
Ketua Karang Taruna Simpenan, Deris Alfauzi menyayangkan bahwa tidak ada komunikasi sebelumnya terkait situasi ini. Mereka juga mengevaluasi klaim bahwa pantai Cibutun adalah salah satu pantai terkotor keempat di Indonesia. Karang Taruna mempertanyakan apakah klaim tersebut didasarkan pada bukti, hasil observasi, atau penelitian yang akurat.
"Kami sangat menyayangkan tidak ada komunikasi terlebih dahulu karena ada tulisan bahwasannya pantai Cibutun itu adalah pantai terkotor ke-4 di Indonesia dan kita pun sedang mempertanyakan apakah itu berdasarkan bukti-bukti yang ada, hasil observasi atau penelitian," ucap Deris Alfauzi, Minggu (1/10/2023).
Mengenai permasalahan ini, kata Deris Alfauzi, KNPI dan Karang Taruna, bersama dengan organisasi masyarakat lainnya, sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dia berharap ada klarifikasi dari pihak yang membuat konten tersebut.
"Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak ada klarifikasi atau konfirmasi yang memadai, kami akan mengambil langkah hukum, termasuk somasi dan pelaporan, terkait dengan konten tersebut," terangnya.
Selain menanggapi situasi ini, Karang Taruna Kecamatan Simpenan juga memiliki rencana untuk melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dan sungai. Kegiatan ini direncanakan sebagai bagian dari peringatan momentum Sumpah Pemuda, yang menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga kebersihan dan keindahan pantai di wilayah tersebut.
"Sebetulnya dalam waktu dekat kita sudah menyusun kegiatan. Ada kegiatan bersih-bersih pantai, sungai itu yang sudah kita agendakan pas momentum Sumpah Pemuda," tuturnya.
Diketahui, postingan Pandawara Group dengan komentar mencapai 3.935 itu berisi ajakan masyarakat untuk bergabung dalam kegiatan pembersihan pantai selama dua hari, pada tanggal 6 dan 7 Oktober. Ajakan ini terbuka bagi semua warga Sukabumi yang peduli terhadap lingkungan.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sangrawayang, Muhtar mengatakan pihaknya tidak mengizinkan aktivitas bersih-bersih sampah di wilayahnya. Karena menurutnya pihak pemerintah seolah tidak dilibatkan dalam inisiasi bersih-bersih tersebut.
"Kalau dari saya, kalau transparan terbuka dari pemerintah itu silahkan. Kalau seperti yang kemarin yang dimusyawarahkan di desa itu saya enggak mengizinkan saya mah," kata Muhtar.
Muhtar menegaskan bahwa sebelum memviralkan konten semacam itu, harus melibatkan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan membersihkan sampah pantai. Sebagai contoh, pada tahun sebelumnya, di sepanjang pesisir Loji, hampir dua ribu orang dari seluruh kabupaten terlibat dalam kegiatan bersih pantai.
"Sedangkan kalau di Desa Sangrawayang ada tiba-tiba, tidak mengerti saya juga. Bahkan masuk media sosial, jadi seolah-olah desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, dicemari nama baiknya," tegas Muhtar.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait