Menurut pembalap nasional dan juga Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar, banyak pengguna mobil manual berupaya mengatasi keadaan itu dengan menambah gas sambil memainkan pengangkatan kopling. Hanya saja menurut Rifat Sungkar, cara itu tidak menguntungkan.
Pasalnya kopling akan bekerja pada momentum sesaat ketika kopling tersebut diangkat. "Sebenarnya ngangkat kopling yang cepet itu tidak menguntungkan, karena ketika diinjak habis kemudian angkatan pertama 30 persennya itu kosong, yang bekerja baru pernya, nah pelat kopling baru bekerja sekitar 20 sampai 30 persen sebelum pedal kopling dilepas," kata Rifat Sungkar.
Masih dijelaskan Rifat, untuk merasakan perpindahan gigi yang halus dan tidak menghentak, pengemudi harus mempertahankan pelepasan pedal kopling yang perlahan. Artinya boleh saja saat menginjaknya cepat, namun ketika melepasnya harus sesuai perlahan bersinergi dengan momentum pergerakan mobil.
"Makanya saya sarankan rasio antara angkatan kopling itu mesti sinergi dan ada iramanya," tambahnya.
Untuk hal itu Rifat mendemonstrasikan teknik pelepasan kopling yang sempurna adalah dengan mengangkatnya secara perlahan sesaat sebelum pedal kopling benar-benar bebas.
"Setiap angkatan (pedal kopling) harus dirasakan, biasanya hentakan itu terjadi di 20 persen akhir, makanya kalau mau perpindahan giginya cepet pas di 20 persen akhir dipelankan dikit angkatnya biar enggak hentak gitu," katanya.
Editor : Eka L. Prasetya