"Jawa Barat masuk 10 besar kawasan pengembangan kopi di Indonesia, termasuk Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulsel, Bali, dan NTT," kata Mentan Syahrul.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan Garut siap menjadi sentra pembibitan kopi untuk memasok ke seluruh Indonesia. "Berharap Garut sebagai pusat benih kopi, untuk memasok ke seluruh daerah," kata Bupati Rudy.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan, saat ini produksi kopi nasional mencapai 774,70 ribu ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769 ribu ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5,67ribu ton atau 0,67 persen. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kg/ha.
Dia menyebutkan, produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar diekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun.
Dengan angka tersebut, kopi menjadi penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga menyampaikan apresiasi untuk Mentan Syahrul Yasin Limpo yang mengembangkan Garut sebagai pusat pembibitan kopi. Menurut Beni, Kabupaten Garut sudah memiliki petani penangkar sehingga penyediaan bibit kopi tidak akan sulit. "Pengembangan pembibitan kopi akan terus kita lakukan di antaranya di wilayah Kecamatan Cisurupan, Cikajang, Bayongbong, dan Samarang," pungkas Beni.
Editor : Eka L. Prasetya