get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS, Lagi Belajar Tiba-Tiba Ruang Kelas SDN 3 Cikidang Ambruk, Ada Korban Jiwa? 

Nasib Tragis Pria Sukabumi saat Ritual Bareng Dukun Pengganda Uang, Dibunuh gegara Duit Rp70 Juta

Senin, 03 April 2023 | 12:40 WIB
header img
Pria asal Sukabumi dibunuh dukun pengganda uang. Foto: ilustras/Klasik Herlambang.

BANJARNEGARA, iNewsSukabumi.id -  Nasib tragis menimpa seorang pria berinisial PO (53) asal Sukabumi yang menjadi korban pembunuhan sadis dukun pengganda uang. Korban dibunuh saat acara ritual bareng.

Kronologi dimulai ketika BS yang merupakan anak buah Tohari alias Mbah Slamet seorang dukun pengganda uang memposting tentang penggandaan uang di media sosial satu tahun lalu.

Postingan itu menyebutkan jika uangRp70 juta bakal digandakan mejadi Rp5 miliar. Hal itu rupanya menarik hati korban PO, sehingga ia melakukan pertemuan dan kesepakatan dengan Tohari untuk melakukan penggandaan uang, pada Juli tahun lalu.

Korban bahkan rela pergi jauh-jauh ke Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara demi menemui sang dukun.

"Korban sempat membawa anaknya ke rumah Tohari Tohari alias Mbah Slamet (45) di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara. Dari pengakuan terasangka, disitu terjadi kesepakatan untuk menggandakan uang, termasuk beberapa syarat dan maharnya," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Henry Yulianto dalam konferensi Pers, Senin (3/4/23023).

Saat bertemu dukun pengganda uang, PO membawa uang Rp70 juta. Oleh sang dukun, uang Rp 50 juta ini bisa digandakan hingga menjadi Rp5 miliar.

"Total uang yang saya terima mencapai Rp 70 juta, dan saya menjanjikan bisa digandakan sampai Rp 5 miliar," kata sang dukun, Slamet atau Tohari.

Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, uang tersebut tak unjung berlipat ganda. AlhaSil, korban PO terus menagih uang yang telah disepakati bersama Mbah Slamet.

Kesal dengan aksi korban, Mbah Slamet pun merencanakan pembunuhan bersama anak buahnya, BS warga Pekalongan. Tersangka melkukan modus ritual saat akan menghabisi nyawa PO.

ang dukun juga mengakui jika sebelum kejadian, dirinya mengajak korban untuk melakukan ritual agar penggandaan uang ini bisa berhasil.

Misi pun dilaksanakan. Pelaku pura-pura mengajak korban ke suatu tempat untuk melakukan ritual, prosesi itu harus berhasil dan tidak boleh mengantuk. Agr tidak mengantuk, pelaku kemudian memberikan minuman kepada korban yang ternyata sudah dicampur dengan racun apotas.

Saat berada di lokasi, alhasil korban yang meminum langsung meninggal dunia. Mayat korban kemudian langsung dikubur oleh kedua pelaku di kebun kosong di Desa Balun.

"Jadi pelaku ini mengajak ke sebuah tempat untuk melakukan ritual, saat berada di lokasi, pelaku mencampuri apotas pada minuman korban sebelum ritual, setelah korban tidak bernyawa, mereka mengubur korban di lokasi tersebut," kata Kapolres.

Pembunuhan terhadap pria Sukabumi ini diduga dilakukan pada 24 Maret 2023.

Pada 27 Maret 2023. anak korban melaporkan kehilangan ayahnya ke polisi. Dikatakannya, sejak kejadian itu, ponsel korban sudah tidak aktif sejak tanggal 24 Maret setelah korban pergi ke Banjarnegera.

"Sebelum itu, korban sempat menghubungi anaknya melalui pesan WhatsApp yang menyampaikan bahwa dirinya sedang berada di Banjarnegara. 'Ini di rumah pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, langsung aja ke lokasi bersama aparat," kata Kapolres membacakan ini WA terakhir korban pada anaknya.

Hasil penyelidikan Polres Banjarnegara akhirnya menemukan korban sudah menjadi mayat dan terkubur tak jauh dari rumah Mbah Slamet, si dukun pengganda uang.

Hasil autopsi menunjukkan bahwa, korban meninggal karena pembunuhan sekitar sepekan lalu yang dibuktikan dengan beberapa tanda kekerasan dan adanya darah yang keluar dari kedua hidung korban.

Polisi kemudian mengamankan tersangka Tohari atau Mbah Slamet sera anak buahnya BS, pada 31 Maret 2023 di tempat berbeda.

Akibat perbuatannya, para tersangka ini dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama dua puluh tahun.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto meminta dan mengimbau pada masyarakat untuk tidak mudah percaya terkait adanya orang pintar yang bisa menggandakan uang. "Hati-hati, jangan percaya dengan orang yang menjanjikan bisa menggandakan uang dengan cara instan, ini jelas kedok penipuan dan sering terjadi," katanya.

 

Editor : Hikmatul Uyun

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut