"Dan kalau kita lihat di beberapa daerah, (masalah geng motor) memang meningkat intensitasnya. Kita sedang analisa, apakah ini jadi orang-orang justru tertantang dengan adanya deklarasi (penolakan geng motor) tersebut," ujar Fahmi.
Dalam kesempatan tersebut juga, salah satu orang tua korban pembacokan meminta kepada Wali Kota untuk membebaskan biaya pengobatan anaknya di rumah sakit. Menanggapi hal tersebut Fahmi menenangkan para orang tua korban untuk tidak khawatir terkait biaya pengobatan karena semua biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Sukabumi.
Sementara itu, dokter spesialis bedah, Ferry Sudarsono mengatakan bahwa kondisi pasien korban pembacokan tersebut kesehatannya berangsur-angsur membaik. Bahkan salah satu korban pada siang ini sudah diperbolehkan pulang, sedangkan yang satu lagi masih observasi sampai besok, jika tidak ada masalah diperbolehkan pulang.
"Untuk korban berinisial SPS mengalami luka robek di telinganya dan ada luka robek di otot belakang telinga. Tindakan yang dilakukan dengan mencuci dan menjahit luka dan ototnya untuk disambung kembali," ujar Ferry.
Sedangkan untuk korban berinisial MM, lanjut Ferry, lukanya cukup parah dan mendapat 5-10 jahitannya. Luka akibat bacokan celurit yang satu berada di belakang telinga kiri dan satu lagi berada di belakang dada kanan. Namun kondisi kedua korban sekarang sudah stabil, bagus, dan tidak ada masalah.
Editor : Eka L. Prasetya